Minggu, 01 Juli 2007

Kuliah Fotografi Buat Anak KMPA

Eh anak-anak KMPA punya rahasia nih... Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Janji lho... Ini nih rahasianya : Kursus fotografi !!! Iya bener, ternyata anak-anak KMPA ikutan kursus fotografi loh,, Tempat kursusnya pun nggak lain dan nggak bukan yaitu di Media Art! Yeah, Media Art yang emang dari dulu udah sering ngadain kerjasama dengan KMPA, ternyata kali ini pun diberi kehormatan (ceila... ) untuk ngasih pelatihan fotografi ke anak-anak KMPA loh

Waktu itu hari Jumat – jam 3 sore, 10 Agustus 2007 – bertempat di Jln. Sultan Agung No. 10 (sederetan dengan SMA Aloysius, kira-kira di depan distro Ouval Research), yang merupakan kediaman sekaligus kantor milik Media Art, 11 anak KMPA yang beruntung memperoleh pelatihan fotografi antara lain Si Epin, Berry, Hakul, Koko, Cus, Yanu, Ria, Gustaf (ehm!), Kanya, Wulan, dan Sani.

Di pertemuan pertama tersebut, kuliah kami berlangsung dengan santai. Pematerinya yaitu salah satu alumni FSRD ITB, Kang XXX (aduh,, lupa euy namanya – sori ya om
:-p ), yang kemampuan fotografinya nggak usah diragukan lagi. Beliau sudah sering memenangkan kompetisi fotografi dan memperoleh hadiah yang cukup besar loh (sekitar Rp. 1-5 juta pernah dia menangkan setiap kali juara) – sayang sekali awak tidak mencatat kompetisi apa aja yang pernah beliau menangkan.

Materi hari itu yaitu tentang aspek fotografi dan pengenalan tentang kamera. Eh tapi sebelumnya awak mohon maaf nih, klo ternyata hal yang awak jelasin ada yang salah salah dikit... Maklum masih cupu kakak *Rileks mode on*. Kamera itu ternyata secara makro ada dua jenis, yaitu kamera analog (yang memakai film) dan kamera digital. Nah, kamera analog terbagi dua lagi, yaitu kamera analog mekanik dan kamera analog semi mekanik. Kamera yang cocok digunakan di lapangan yaitu kamera analog mekanik, karena kamera ini sama sekali nggak memerlukan baterai listrik, tapi kita harus menyetel-nyetel fokus di lensa kameranya ketika akan dijepret. Kamera jenis ini pun anti-air loh,, Dicemplungin ke dalam air juga, dijamin masih layak dipakai. Namun kelemahannya, ya kita tidak bisa langsung melihat hasil jepretan kita (film harus dicuci dulu), nggak cocok untuk objek bergerak, resiko film terbakar, dll. Tapi overall, oke lah buat dibawa ke lapangan.

Nah, klo kamera analog semi mekanik beda lagi. Kamera jenis ini udah make baterai untuk mengatur fokus kameranya. Tapi daripada menggunakan kamera analog semi mekanik, jauh lebih baik klo kita gunakan aja kamera digital. Apabila kita compare, kamera digital – walaupun sama-sama memakai baterai – tapi lebih praktis dan instan karena hasil jepretan bisa langsung kita pelototin dan kemudian bisa langsung di-delete klo ternyata hasilnya jelek, bisa menyimpan ratusan ampe ribuan foto (tergantung dengan kapasitas memory yang dipakai), fokus lensa sudah otomatis (autofokus), dll. Eh tapi hati-hati loh klo make kamera digital, jangan seenaknya maen jepret sana-sini karena ternyata kamera digital pun punya use-age (batas pemakaian), yaitu sekitar 50 ribu jepretan. Biasanya, klo kamera itu udah dijepret sekitar 50 ribuan kali,, lensanya udah sulit fokus, sering nge-hang, MMC-nya kebakar, dll. Ih serem ya...

Selain ngomongin jenis-jenis kamera, kita juga diberikan penjelasan tentang aspek fotografis dari suatu foto. Kami dikasih liat kumpulan foto yang bermacam-macam jensinya. Ada foto jurnalistik, foto advertising, foto model, dfl (dan foto-foto lainnya). Wah sebuah foto yang biasanya tidak berarti apa-apa buat awak (sebagai orang bego di bidang fotografi), ternyata punya banyak aspek dan cerita bagi para fotografer tersebut. Bahkan diperlukan penalaran, ilmu sains, dan teknik tertentu agar kita dapat memperoleh hasil jepretan yang kita inginkan. Wah tapi sayang sekali kami tidak sempat mengabadikan jepretan-jepretan tersebut karena kami tidak membawa kamera digital saat itu (adanya cuma kamera analog – males kan klo harus cuci foto sgala).

Hari itu telah memberi ilmu dan perbedaan bagi kami – yang umumnya emang masih blank dengan yang namanya fotografi. Hari itu telah membuka wawasan kami bahwa sesungguhnya fotografi adalah ilmu dan hobi yang amat menarik untuk digeluti, dan ternyata begitu dekat dengan kehidupan modern. Kami tersadar bahwa salah satu sarana untuk lebih mencintai dan menghargai alam adalah dengan mengabadikan keindahan alam melalui fotografi, agar kita dapat berbagi pesona itu dengan orang lain yang nalurinya belum tersentuh akan keelokan alam ini – alam yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. (sori sok puitis :-p )

Kontributor :
Gustaf Ardana (GM XVI - 05)
Divisi Humas & Multimedia, Gunung-Hutan
Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam "Ganesha" ITB