Rabu, 05 November 2008

Materi Survival di Lembah Ciherang

Selengkapnya bisa didownload di sini

By : Zulhariansyah

Hari Pertama Survival (7 Juni 2008)


Survival GL tahun ini sengaja mengambil lokasi di ciherang agar kami lebih dapat banyak ilmu dan sekaligus mengenal lokasi-lokasi baru yang belum pernah kami kunjungi. Perserta survival kali ini adalah kami berlima alias, Ary, Aldi,Yudhi, Dinna, dan Hery serta ditemani oleh seorang pembimbing berinisial MDC, hehehe alias Maman DC. Perjalanan kami dimulai dengan keberangkatan dari rumah makan nasi pecel, tepatnya jam 10.00 WIB. menurut rundown kami, kami telat sekitar 2 jam. Hal ini terjadi karena kami menunggu pasukan kami(Hery) yang sedang berjuang naik angkot dari margahayu karena ban motornya bocor. Walapun segala rintangan menghadang akhirnya kami dapat berangkat. Semangat !! Hidup GH!!

Perjuangan keras kami dimulai, pertama-tama kami naik angkot caheum-ledeng ke terminal ledeng, ternyata dari ITB ke Ledeng tarifnya sudah mencapai Rp. 2.500,- suatu dampak yang diakibatkan kenaikan BBM. Seperti yang kita ketahui, angkot tersebut penuh, dan tentunya BAU. Alhasil Ari pun muntah-muntah ketika tiba di terminal ledeng. Memang pada awal keberangkatan ia menunjukkan gejala-gejala tidak fit. Namun itu tidak menghambat semangat juang kami, sehingga perjalanan pun kami lanjutkan. Selanjutnya kami naik angkot jurusan parongpong untuk menuju stasiun parongpong. Diluar dugaan, tarifnya udah Rp.3500 aja. Lalu kami berjalan ke villa istana bunga dan diteruskan kearah pintu angin.
Karena kondisi keuangan, kami berencana untuk masuk lewat hutan. Hutan pinus pun kami susuri, namun anjing-anjing penjaga dengan sigap menanti, kami kena palak lagi deh. Wong Cuma mau lewat dipalaki, SiaL!! namun apalah daya, golok masih didalam carier dan anak-anak make anorak. Kamipun terus berjalan sesudah membayar tiket. Kami berjalan hingga ke gubuk yang berada di persimpangan menuju ke Burangrang dan situ lembang, lalu kami beristirahat sekitar 30 menit.

Kami berjalan naik, masuk ke dalam hutan kearah barat laut mengikuti jalan setapak, namun lama sudah kami masuk, jalan setapak tersebut berakhir di lereng punggungan yang cukup terjal dan berbatu tidak lupa tentunya ada jelatang walaupun masih setinggi semak belukar. Lalu kami memutuskan untuk menggapai puncakan terlebih dahulu dengan cara apapun. Golok pun akhirnya dikeluarkan. Kami melipir punggungan untuk mencari lereng yang dapat dilalui. Setelah bersusah payah akhirnya kami dapat menginjakkan kaki di punggungan yang sempit dan terjal. Setelah Navigator kami alias Maman mengutak atik peta dan kompas orienteeringnya, kami menelusuri punggungan kearah barat daya, akhirnya ketemulah tapal kuda.

Mengikuti nasehat para petua, kami mengambil jalan yang melipir di punggungan yang terletak di kiri kami. Jalannya berkelok-kelok macem ular, untungnya jalan ini hanya 1 jalur, walaupun terkadang ada cabangnya. Kami berjalan hingga ke ujung punggungan, lalu kami menjumpai sungai, airnya segar betul lah. Kami terus berjalan mengikuti arah aliran sungai berbelok-belok. Kiri kanan kami lihat, ternyata banyak begonia, alhamdulillah makan malamnya begonia. Kami mengambil sebanyak mungkin. Soalnya di camp kayaknya tidak ada makanan yang banyak. Kami terus berjalan mengikuti Maman, sekitar jam setengah lima akhirnya kami tiba di camp. Setibanya di camp, tanpa rasa bersalah si Yudhi langsung memakai celana pendek karena celananya robek parah. Lalu kami pun mencari-cari kayu untuk mendirikan bivak alam, ada yang mengambil kayu,ada yang mencari daun-daunan, ternyata di camp kami ada pohon yang sudah hampir rubuh, karena kami pikir jika ketimpa pohon itu sakit juga, maka kami berinisiatif untuk merubuhkannya terlebih dahulu. Kami dorong pohonya bruk, tapi masih dalam posisi tergantung, rupanya ranting-rantingnya tersangkut sulur-sulur, usaha kami tidak sampai disini, kami menarik dan mendorong pohon tersebut agar jatuh sempurna, dalam artian jatuh ke tanah, kami tarik, pohon itu tertarik, namun ternyata sulur tadi memberikan efek pegas pada sistem kayu-sulur. Kami tarik lagi hingga kami masuk ke semak-semak, Alhasil Yudhi merasakan nikmatnya jelatang.

Untungnya kami (kecuali Yudhi) menggenakan seragam tempur. Karena sulurnya begitu kuat, kami potong saja kayu tadi. Kami melanjutkan pekerjaan hingga matahari terbenam, karena semuanya sibuk mendirikan bivak, Maman yang notabenenya turis terpaksa membuat api (sorry man), bivak kami jadi… maksudnya jadinya ancur, untung saja tidak hujan. Setelah bivak dirasa udah jadi, dan badan dirasa udah capek,,,kita semua memutuskan untuk menghentikan kegatan dengan evaluasi sambil ngemil _______. Abis gitu kita main kartu di dalem bivak,,,peraturannya rada aneh, yang kalah maen salahs atu anggota badannya ditetesin lilin panas. Hhaaa,,,mayan lah,,, setelah jalannya permainan mulai kacau karena pada ngantuk,,,kita memutuskan untuk tidur aja dengan tak lupa berdoa supaya ntar malem jangan ampe hujan,,,soalnya kalo ujan bakal banjir kita,,,,

Hari Kedua Survival (8 Juni 2008)

Rangkaian kegiatan dimulai jam 8 pagi, emang dah kita rencanain sebelumnya bakal bangun jam segitu. Diawali dengan kemales-malesan di depan (bekas) api unggun, kegiatan survival hari kedua yang penuh materi dimulai. Jam 9 pagi kita nyiapin barang-barang buat materi air dan trap. Barang yang disiapkan adalah sebagai berikut: Buat materi air, kita nyiapin ponco, misting, golok, dan kantong kresek warna item, sedangkan buat materi trap kita cuma butuh golok, bekas botol air mineral, dan kreativitas.

Lalu kami pergi ke aula. Di sanalah materi trap diberikan. Yang dibutuhkan untuk trap hanyalah kreativitas. Semua berkarya dengan kreativitas masing-masing. Intinya diharapkan kita dapat menangkap hewan dengan menggunakan bahan yang tersedia dari alam, dan seefektif mungkin. Selanjutnya acara diisi dengan materi air. Kami diberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk mendapatkan air. Sebagian besar sama seperti pada saat acara akhir. Bagaimana mendapatkan air dari pisang, evaporasi, penguapan, dll.

Siang hari adalah saat untuk tidur siang, jadi kami tidur. Huah.. bangun dari tidur siang yang panjang, badan terasa aneh, maklum perut sedang lapar. Lalu ntah apa apa, tak da yang kerja,,,, nyampe juga setengah lima, kami berinisiatif untuk membuat api. matah-matahin ranting pohon, ngikis-ngikis kayu untuk starter jadi kerjaan pokok,tapi beberapa dari kami berperan sebagai DU untuk menyiapkan makanan sebagai penutupan survival. Nyalahin lilin,, starter terbakar,, lalu… ternyata butuh kesabaran untuk menggedekan api. Alhadulillah sewaktu matahari tergelincir api kita sudah jadi, namun makanan tetap belum dapat dinikmati.sekitar jam setengah delapan, akhirnya makanan telah siap di santap. HOREEE… Survival ditutup, walaupun dengan nasi + indomie..alhamdulillah. Perut kami akhirnya terisi. Lalu kami semua bingung mau ngapain, jadi semua langsung berselimut sleeping Bag dan tidur nyenyak, padahal blum jam 10.

Besok paginya alias hari ketiga, kami bangun sekitar jam 6. Lalu para DU sigap membuat indomie yang jadi santapan pagi kami. Kami sarapan dengan nikmat. Lalu packing dan foto-foto tentunya. O ya tidak lupa melihat hasil trap, ternyata ada yang kena. Daun yang hanyut di sungai mengisi trap kami. Lumayan,,,,, lalu kami briefing untuk pulang, ternyata kami semua memilih untuk potong turun ke arah barat laut lalu kearah Purwakarta. Seperti biasa, jalan-jalan abis tu nyasar. Tapi semangat kami tetap ada, kami terus jalan turun hingga, ketemu perumahan. Perkampungan yaitu ciliwung. Langsung navigasi punten.. hehehe… lalu jajan-jajan di warung yang ternyata rada nyari untung. Sehingga kami tertahan disana hingga jam 11. Setelah itu kami baru mendapat imformasi yang pasti bagaimana caranya pulang ke Bandung. Menunggu di tepi jalan hingga jam setengah satu, akhirnya muncullah bis yang kami harapkan. Yes pulang ke bandung. Setelah tiba ke bandung langsung ke warung Steak. Beh kenyang abis Barudeh ke sel.