Jumat, 20 Juni 2008

Catatan Perjalanan ke Situ Ciburuy

By Dani Andipa (GM-04-XVII)
7 Juni 2008

Berangkat jam 8.00 dari SEL, trus kami (GL ORAD & Koko) pun tiba di Ciburuy kira-kira jam 9.00. Masuk lewat jalan kecil, nggak lewat gerbang, jadi nggak perlu bayar karcis. Langsung dilanjutkan memompa perahu dengan semangat ksatria. Selesai perahu dipompa, kami pun langsung memakai perlengkapan seperti pelampung dan helm, trus dilanjutkan dengan melakukan pemanasan sebelum turun buat latihan. Setelah selesai pemanasan, kami lalu menurunkan perahu ke danau.

Karena si “Heejo”, sang perahu tua, bermasalah lagi, kami memulai kembali latihan hari ini dengan berenang mengejar perahu, lalu naik pas di tengah danau. Naik ke perahu itu susah abis bung! Kalo tekniknya gw nggak bisa, cuma bisa naik pake caranya anak RC, dengan kekuatan tangan. Hoho…

Hari ini air danau Ciburuy berbeda dengan waktu kunjungan kami sebelumnya. Airnya bau. Alhasil, secangkir Ciburuy yang terminum oleh gw , membuat gw batuk dan pilek.

Latihan hari ini yaitu latihan flip-flop perahu dan melempar rescue rope. 3 orang ditambah Koko, naik ke perahu, trus flip-flop ditengah. Gw kebagian di sesi kedua. Selama nunggu, kami 3 orang yang nunggu giliran flip-flop, latihan melempar rescue rope. Gw mencoba cara melempar yang diajarin Pak Yana waktu GM di Cimanuk dulu. Sementara itu, Yasir udah akrab aja ama anak-anak kecil yang nonton kami latihan. Waktu kami (gw, Yasir, dan Baim) ngobrol-ngobrol, si Zakim asyik aja meng-autis di tengah danau dengan berenang-berenang aneh. Baim berkata, “Anak saya…, semenjak setahun yang lalu masuk ITB, jadi sering menyendiri dan stress…” mengejek Zakim. Kompak kami ketawa melihat tingkah si Zakim yang autis itu. Haha…

Setelah tiba giliran gw, Yasir, dan Zakim buat melakukan flip-flop perahu, kami langsung naik ke perahu dan mendayung ke tengah. Trus, kami melakukan flip sesuai yang diajarin ama Koko. Ternyata di tempat kami melakukan flip itu ada jaring nelayan! Kaki gw dan Zakim tersangkut. Trus, gw berhasil membebaskan jeratan jaring itu, Zakim juga. Kami naik ke perahu yang sedang terbalik itu, trus kami balikkan lagi perahunya (flop). Abis itu, kami dayung lagi perahunya pindah ke tempat yang nggak ada jaringnya dan melakukan flip-flop lagi.

Matahari udah tinggi dan waktu menunjukkan jam 11.45, kami naik dan membereskan semua perlengkapan dan memasukkannya ke dalam mobil. Trus, dilanjutkan dengan membersihkan badan dan shalat zuhur. Trus, kami pulang, dan dilanjutkan dengan mencuci perahu dan alat-alat lainnya di SEL.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Namanya bukan "Heejo". nama aseli si perahu itu "Lheejo", brubung terkena asam garam kehidupan yang sangat pahit ini. nama panggilan selanjutnya buat tuh perahu adalah "Teejo". hehehe...

"Sotoy mode 'ON'"