Selasa, 25 April 2006

[Cakrawala-Maret2006] Manusia, Teman Hutan atau Sumber Bencana

DUA ratus tahun yang lalu, Pulau Jawa sebagian besar masih berupa hutan. Pada tahun 1745 Gubernur Jenderal van Imhof memasuki tanah Priangan melalui hutan rimba. Beberapa kali ia menceritakan bahwa penduduknya jarang dan berpindah-pindah. Pada zaman Raffles, ia menuturkan bahwa Pulau Jawa empat perlimanya masih berupa hutan rimba. Bahkan, pada awal abad ke-20 banyak laporan dari orang-orang Belanda yang suka berburu di sekitar Kota Batavia dan Bandung. Tak jauh dari Batavia, orang masih berburu buaya. Di sekitar Bandung orang berburu badak yang hidup di padang ilalang luas dan rawa-rawa.

Minggu malam menjelang dini hari, air bah yang disertai lumpur tiba-tiba menerjang ribuan pemukiman warga dibeberapa tempat di Desa Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kejadian yang tidak pernah terbayangkan oleh warga yang terkena musibah tersebut terjadi hanya dalam hitungan menit. Derasnya air disertai lumpur, bebatuan dan kayu yang turun dari lereng pegunungan Argopuro merusak ribuan rumah warga dan beberapa diantaranya hanyut tersapu air bah. Musibah yang sangat cepat dan tiba-tiba itu tidak bisa diantisipasi oleh warga hingga begitu banyak warga yang ikut terseret derasnya arus. Sedikitnya 60 warga tewas dalam bencana alam di awal tahun ini.

Banyak pihak yang mungkin merasa prihatin atas terjadinya bencana banjir dan tanah longsor seperti di Jember dan beberapa wilayah di pulau Jawa khususnya. Hujan lebat sepanjang awal tahun ini membuat banyak wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir dan tanah longsor. Namun, kita akan lebih prihatin lagi mengingat bencana-bencana tersebut datangnya bukan hanya dari alam, tapi juga dari manusia sendiri. Pengalaman membuktikan, bahwa ulah manusia merusak dan merubah alih fungsi hutan secara serampangan merupakan bom waktu yang dikemudian hari akan membawa bencana bagi manusia sendiri.

Hutan yang merupakan bagian dari alam tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia yang juga bagian dari alam itu sendiri. Secara langsung dan tidak langsung begitu banyak manfaat yang diberikan hutan kepada kehidupan di alam ini, termasuk manusia. Hutan merupakan rumah untuk sebagian besar hewan dan tumbuhan. Selain menyediakan kayu, hutan juga menjaga kesuburan tanah untuk agrikultur, membantu mengatur kondisi iklim, mengatur siklus hidrologi sebagai kawasan resapan air dan kelangsungan penyediaan air, dan masih banyak lagi fungsi hutan lainnya.

Dua ratus tahun yang lalu, mungkin Indonesia masih memiliki hutan yang melimpah, pohon-pohonnya menutupi 80 sampai 95 persen dari luas lahan total. Namun apa yang terjadi sekarang ? Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Berbagai bentuk perusakan menyebabkan selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan 1997-2000 sebesar 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia [Badan Planologi Dephut, 2003]. Padahal dengan berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan di Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, meliputi bencana banjir dan tanah longsor.

Sekarang mungkin kita merasa prihatin dengan segala bencana yang terjadi baru-baru ini. Tapi pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa suatu saat bencana itu bisa saja menimpa diri kita. Karena bencana alam dapat terjadi kapan dan dimana saja, ditambah dengan aktivitas manusia yang merubah dan merusak kondisi alam. Mungkin bencana banjir dan longsor hanya merupakan salah satu bagian dari hasil pengrusakan yang dihasilkan manusia. Begitu banyak bencana lainnya yang dapat terjadi pada umat manusia jika kita terus merusak alam kita. Kita memang mempunyai hak untuk memanfaatkan alam yang diberikan Tuhan untuk kita, namun kita juga punya kewajiban yang sama terhadap alam untuk menjaga dan melesatarikannya. Mulai dari hal yang kecil…mulai dari diri sendiri….mulai dari saat ini….

Tidak ada komentar: