Jumat, 16 Maret 2012

168 jam bertapa di Citatah



One Hundred and Sixty Eight Hours Struggle in Citatah
oleh : Rifma Dwika Octora
GM-015-XX

                   “…di saat angin malam berhembus dan kemilau bintang menghias malam , yah..” kataku dalam hati, Kisah kami akan dimulai…
                   Malam itu, Selasa 24 Mei 2011 petang telah tiba dan waktu untuk berangkat ke Citatah 125 sudah makin mendekat tapi Joseph Bimandita Sunjoto (GM-011-XX) aka Joseph ato ocep ato apalah masih termangu menatap Kompas olahraga, Aku sendiri masih sibuk dengan Sudoku yang masih terisi 8 kotak setelah setengah jam berlalu, lalu Ocep memecah keheningan.
                   “Inda mana sih?” Tanya Joseph
                   “Ktnya dia lagi ngepaking barangnya, paling bentar lagi nyampe” jawabku sambil melihat sms dari Inda.
                   Hujan mulai turun deras pada saat itu dan dingin mulai merasuk, ahh dan Andra  masih sibuk makanin laler dan penghuni SEL lain sibuk dengan kegiatan masing-masing.Akhirnya Clorinda Kurnia Wibowo (GM-010-XIX) datang.
                   “Sori nih, gw telat. Kita belum beri makanan loh.”
                   “Ya udah beli makanan aja dulu, gw anterin deh sekalian ngambil baju gw” kata Joseph
                   “Eh sep, sekalian anterin gw ke kosan dulu ya, gw lupa sesuatu.”
                   “Ya udah sekalian aja.”
                   Merekapun berangkat , yah Pak Ketuper kita kali ini adalah Joseph dan malam ini ternyata ada masalah transportasi yang akhirnya bisa diselesaikan dengan sumbangan motor dari sana sini. Brian dan Bli Bayu dah nyampe di SEL dari tdi dan menunggu kesiapan kami. Tapi ada satu hal mengganjal di hatiku….’Dimanakah Pakpimpro kita, Bang Freden?’ , alamak ternyata dia sedang memadu kasih bersama *** , Oke mari kita skip.
                   Akhir cerita, carier sudah terpaking rapi dan kamipun siap berangkat, Bli Bayu , Inda (dengan gitar terselempang gagah) , Joseph , Brian, dan aku sendiri berangkat menuju citatah, di tengah perjalanan bertemu Bg freden dan *** yg akhirnya pergi bersama kami juga (Bg freden sblmnya berencana mau nyusul tapi *** ga ikut ke Citatah). 45 menit berlalu, tepatnya jam 1 dini hari kami tiba di Citatah, Josep , Inda dan Bli dah nyampe terlebih dahulu . Tapi Aku, bg Freden dan Brian mencari Aqua galon dulu buat air minum di camp, aku belum tahu kalo galon AQUA lah yg akan menentukan legendaku dan menjadi saksi bisu di peristiwa Citatah kali ini (alamak..). Melalui jalan yg gelap dan setelah beberapa kali galon terjatuh, kami tiba juga di dasar tebing Citatah 125 yg tidak terlihat malam itu, (ini pengalaman pertamaku krn pas pengenalan subdiv RC dulu ga bisa ikut ke Citatah ini), sat set sat set flysheet terbentang tenda terpasang trangia mengebul dan voila jadilah kamp kita pagi ini. Setelah itu kami kedatangan tamu mapala yg berkemah di dekat kami , dan mengobrol tentang berbagai macam hal. Tapi peristiwa yang paling penting adalah Brian kejatuhan tai monyet….HAHAHAHHAHA TAI MONYET LOH,…SIAL BET DAH, WKWKKWKWK…..ehem kembali ke topik, Kami yang akan berlatih besok ditawarkan untuk tidur dulu ma bg Freden dah jam 2 pas itu, kamipun  tidur dengan nyenyak.
                   Hari pertama , Rabu 25 Mei 2011 , pagi jam 8 lewat , kami kesiangan!! Karena baru tidur jam 2 kemarin , makan pagi dibuat dengan sangat cepat dan peralatan pun digelar , Latihan kamipun segera dimulai. Jam 9 pas itu, tapi kami mendapat pengenalan serta cara memasang pengaman sisip dulu. Joseph berpsngan dengan bg Fred, awak ama Brian, dan Inda ma Bli Bayu.Selama 2 jam kami mencoba memasang pengaman dari piton, choke aka hex, fren, sling di batu tanduk maupun batu tembus.
                   “..gitu Dik, jadi kamu bisa ngeliat apakah pengaman itu Emas, Perak, ato Perunggu dari kekuatannya.” , terang Brian.
                   “….ehm,ohh” Aku mengangguk-ngangguk.
                   Menarik! Ternyata ada level kekuatannya juga tuh pengaman sisip.
Ehm, ada yang lupa….pas kita latihan, datang Mas Ganteng Yoga yg begitu ganteng , terus dateng Onye dan Belis setelahnya , Ohh the more the merrier. Setelah istirahat sebentar , bg Freden menjelaskan latihan setlahnya.
                   “..Ntar kalian Simulasi Horizontal dari pitch sana sampe pitch sana” tunjuknya.
                   Raking setelahnya dan kami bersiap di posisi, Jojo sebagai Leader  (yg masangin pengaman-red) , me sebagai cleaner (nge retrieve pengaman-red) dan Inda sebagai Zummarer (org yg memakai zumar, ya iyalah apa lagi!), setelah pitch 1 I’am bertukar peran dengan Joseph, walo di pitch 2 nya hex buat pangkalku jatuh jadi terhitung “mati terhormat” juga aku, tapi masih boleh nyentuh tanah sih, ..hmm tapi ini jadi peringatan buat yang akan datang.
                   Makan siang dimulai jam 3 sore , yg masak bg Freden ma Bellis , …ahh aku kira bg Freden tidur siang doang ternyata beliau memiliki budi pekerti yg baik juga pikirku. Setelah itu, petang menjelang Joseph kembali ke Bandung karena ada makrab FTI , Gega yang rencananya kesini juga tidak bisa datang karena ada UAS Kimia ma makrab FTI juga dan mereka janjinya baru datang lagi besok subuh, oke ya sudah…have fun guys.
                   Karena masih jam 4 sore pas itu dan sangat nanggung sekali kalo langsung nyiapin makan malam maka kami mencoba beberapa jalur sport dulu seperti pantat sapi dan chock 8,menyenangkan sekali karena bisa melihat berbagai macam orang yang manjat jalur yang sama tapi beda gaya panjat , (paling top Brian lah, “belay on!” tapi simpul 8 di harness aja belum kepasang, wkwkwk) lalu petang datang, alat-alat ditinggalkan karena akan diclean besok saja.
                   Malam hari, sebelum makan malam kita melakukan evaluasi dan briefing tentang latihan hari ini. Yah, memang masih perlu banyak perbaikan di sana sini apalagi di masalah kecepatan dan kesigapan.Lalu
                   “Bagaimana dengan masalah air kita Pak ketua perjalanan??” tanya Bg Freden kepadaku.
                   Aku yg menggantikan posisi Joseph sebagai Commander in Chief melirik ke arah galon yg tinggal berisi 1/38 air itu, lalu berkata “Ya udah, saudara saudara ada yang mau sukarela buat beli air di bawah?”
                   HENING. Tidak ada jawaban. Bg freden yg ngerokok, Inda yg maen gitar, Brian yg ngerokok juga. Yoga dan Rahman yg ngerokok juga. Bellis yg ngerok…yg senyum senyum doang. Aku yg lgi makanin laler, uhm pikirku dalam hati….perlu perintah yang tegas dari pemimpin untuk masalah ini!
                   Akhir cerita dua galon sudah bertengger di dekat tenda, …karena aq yg ngangkat dua-duanya…hiks. Yahhh, yang penting semua bahagia…(kecuali aku dengan napas ngos-ngosan). Oh kita kedatangan tiga tamu juga malam ini, Emil, Mamat dan Bella yg naek mobil kesini.
                   “…rambut kamu palsu ya Bel?” goda Bg Freden.
                   “Apaan sih?! Palsu, palsu…ini asli tau..”
                   Ehe ehe, dasar lah jadi makin rame flysheet ini karena mereka, ditawari makan malam bareng juga trus malemnya sendal Bella diumpetin ma PakPimPro kita (yg kata beliau dia disuruh ama Mas Yoga), hahaha sampai stress itu Bella, wajah manisnya yang lelah berkucurkan keringat….eh, ya pokoknya sendalnya ketemu aja dan mereka bertiga kembali ke Bandung, kamipun tertidur lelap.
                   Hari Kedua, Kamis 26 Mei 2011 pagi jam 6.09, PJ bangun kita, Brian membangunkanku lalu terlelap lagi setelah menggumam sesuatu, aku lalu keluar dari flysheet dan melihat keatas tebing citatah, aih aih mantap kali! Setelah shalat dan cuci muka sekenanya aku membangunkan Bellis dan Inda buat masak lauk makan pagi, Brian dan Yoga yg udah 100% bangun lagi masak nasi, aku sendiri bantuin nyuci dan motong bawang. Bli Bayu izin pagi itu dia mau kembali ke Bandung karena ada tugas negara menunggu, Selamat Bertugas Bli!! kataku dalam hati. Tetapi sampai saat ini tanda-tanda kehadiran Joseph dan Gega belum juga muncul,padahal dah lewat dari Subuh.
                   “Mana nih dua semprul ini…” gumamku.
                   Tapi pagi itu ternyata tidak berjalan seperti yg Saya duga karena jam 7.15 datang seorang bapak-bapak tegap berwarna hijau (bukan-bukan, dia bukan Hulk) menghampiri flysheet kami,
                   “Kalian dari mana?” tanya beliau dengan tegas.
                   “Dari ITB pak.” Jawab Mas Yoga dan Brian serentak.
                   “Ohh, begitu, lalu kalian sudah berapa hari disini…”
                   Aku yang menguping di dapur lalu melihat bg Freden beringsut dari sleeping bagnya dan join conversation dengan mereka, setelah lauk selesai kami bertiga (Aku, Bellis, Inda) membawanya ke tempat mereka berbincang.
                   “…Jadi nanti siang tempat ini akan digunakan untuk latihan Kopassus, kalo Anda masih mau latihan boleh pagi ini, tapi mulai nanti siang sampai besok sore akan dipakai untuk latihan Kami jadi mohon pengertiannya.”
                   “Ya sudah pak,  kami pindah tempat ke Citatah 90 klo begitu.” Kata Bg Freden
                   Tak berapa lama setelah makan pagi selesai, datang para tamtama yang membawa tali tambang besar. Bang Freden dkk lalu nge-clean alat yang digunakan kemarin sore, Akhir cerita, pak Kopassus yg bernama Pak Ma’aruf itu memberikan wejangan kehidupan beliau dari nabrak babi betina di Papua, nge-escort anggota dewan dari Jakarta,sampai 7 bulan latihan long march ke Cilacap terus berenang ke Nusakambangan uhmm menarik sekali, karena tidak terasa berapa lintingan sudah habis dihisap (bagi beliau yg terus bercerita) lalu datang Gemen meramaikan acara. Tapi sampai saat terakhir Gega dan Joseph belum juga tiba.
                   Jam 11.45 deru motor mendekat, ternyata itu Joseph ma Gega, sesuai instruksi dari Brian dan Bg Freden.
                   “Mending kamu marahin aja mereka berdua dik.” kata Brian
                   “Ta…tapi saya kan masih polos bang.”
                   “Alah, ga papa…kau marahi sajalah mereka berdua itu. Katanya Subuh dateng tapi sampai sekarang ga dateng-dateng mereka.” Tukas bg Freden
                   “Oke..oke bang..” kataku.
                   Ternyata mereka telat dateng karena Makrab FTI yang kemaren sampai subuh, trus Gega selaku empunya motor telat bangun trus baru bangun jam 9 (itu juga karena orang tuanya ngelarang mau pergi kemana lagi abis acara yang sampe pagi itu)
                   “Emangnya kalian ngapain aja? Jadinya ga bisa latihan ni Kita, mang kalian bisa simulasi horizontal 4 kali bolak balik cuma dalam 4 jam apa?!” marahku dengan tegas dan berwibawa (sumpahlah aku jarang banget marahin orang, kalo dimarahin sih sering apalagi mancing amarah, hahaha)
                   “Engga bisa sih, tapi…”
                   “Ahh!  Banyak alesan…pushup carier sana! 70 kali!!”
                   “……” Mereka berdua dengan tampang kuyu lalu pushup carier.
                   Akhir cerita, setelah selesai pushup dan beresin kamp (yang dah selesai 4 jam yg lalu) Kamipun pamit ke Kopasus itu dan berangkat menuju Citatah 90 yang Cuma berjarak 1-2 km dari Citatah 125. Setelah itu kami membangun kamp di bawah tebing anak Citatah 90, raking dan memulai latihan simulasi horizontal. Pas latihan Nda datang, orang inilah yang akan saya sebut Messiah, karena beliau pengalamannya sangat banyak dan walo nyentrik orangnya sebenernya baik (yah emang sih…)
                   “Kali ini ga boleh nyentuh tanah!” kata bg Freden
                   Yap,benar sekali karena kemarin latihan masih boleh nginjak tanah maka entah sesulit apa latihan ini jadinya . Latihan dimulai jam 2 siang dengan formasi Inda leader, Josep cleaner,saya sendiri zumarer. Setelah beberapa lama Inda nge lead, tinggallah Saya sendiri yang duduk santai ma Joseph yang lagi ngebelay Inda.
                   “Sep, cuacanya cerah ya.” Kataku memecah keheningan.
                   “……...”
                   Ternyata Josep masih ngambek karena disuruh pushup tadi siang, hahaha. Yah, jadilah latihan selesai jam 18.30, dan itupun hanya 1 pitch. Di tengah gelap kami dimarahi bg Freden karena waktu latihan yang ter-undur dan simulasi horizontal yang masih ‘payah’ tadi dan kekurangan lainnya. Malamnya bli Bayu datang membawa Fanta sebotol dan ayam buat ngerayain ulang tahunnya yang bertepatan di hari ini, makasih Bli, mantap makanan kita malam ini, terus datanglah Nurul, Ade, Tetu, yang membawa oleh-oleh lagi, jadi makin rame dah. Setelah evaluasi dan briefing untuk besok, kami membakar ayamnya Bli. Aku yang sudah lumayan ngantuk terus tidur di dalam tenda dimana Josep dah tepar di dalamnya.
                   Keesokan hari, Jumat 27 Mei 2011 hari Ketiga. Bangun jam 5.15 (lagi-lagi dibangunin Brian, PJ bangun kita yang paling top), trus nyiapin makan pagi. Aku ma Josep dimarahin lagi karena ngga bisa bikin nasi, (setelah 6 blok parafin dan 1,5 jam berkutat di depan misting).
                   “Masa anak RC ga bisa bikin nasi! Latihan bikin nasi malam ini pokoknya!” marah bg Freden
                   Aku ma Joseph cuma ngangguk-ngangguk, yah emang payah banget sih kami.(FYI, penulis dan Joseph sekarang sudah bisa masak nasi sambil merem dan peristiwa pagi itu jadi motivasi buat penulis dan Joseph supaya jago bikin nasi)
                   Jam 8 lebih, setelah waktu mulai latihan yang ngaret (karena ‘nasi’), lalu raking maka kamipun melakukan simulasi horizontal kembali. Ada 2 pitch, dan formasi kali ini leader Joseph, cleaner Aku, zumarer Inda. Untuk pitch 2 Joseph cleaner, Aku leader. Pas pagi itu Sojo datang, tapi karena Belis pingin pulang (entah kenapa…) maka anak-anak Caving pun pulang pas siangnya. Nda juga dateng paginya buat mantau latihan. Akhirnya selesai juga jam 3 sore, (makasih buat Nda, advisenya buat piton sangat membantu!) lalu makan siang. Sebenernya makan siang udah siap dari tadi tapi karena pada nungguin kita yang lagi manjat makanya baru mulai makan sekarang (Bg freden, Ade, Teteh (istrinya Nda), Nda). Aih, begitu setianya mereka menunggu kami! Setelah itu latihan 1 pitch lagi dengan aku leader, Inda cleaner, Josep zumarer sampai jam 18.00. Malamnya, “latihan nasi” (sangat membantu sekali bang!) sedangkan Josep ngambil air minum (untung naik motor lu sep!), makan malam, evaluasi briefing, lomba bikin harness (yahh…aku memang payah, apalagi kalo cepet-cepetan -_-) terus dateng Nda yang ngasih wejangan seputar sepak terjangnya di bidang RC.
                   -“TEBING , TUHAN DAN AKU”
                   Setelah beberapa lama Gian dan Brian datang membawa martabak manis blueberry (makanan mewah boi!) , dan kamipun tumbang satu persatu di hadapan rasa kantuk.
                   Sabtu , 28 Mei 2011 hari keempat. Akhirnya latihan Simulasi vertikal dimulai! Nasi sudah jadi dengan baik pagi ini dan latihanpun mulai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Rencananya kami akan naik sampai pitch kedua. Formasi pertama Joseph leader, Inda cleaner aku zumarer. Lalu ke pitch 2 Inda leader, Joseph cleaner dan aku zumarer lagi. Latihan pertama memakan waktu 5 jam dan setelah makan siang latihan kedua hanya memakan waktu 3 jam.
                   “Bagus…memang kalo dicoba bisa cepet kan?” puji bg Freden.
“Ini namanya efek “learning curve”! “ canda Brian.
                   Alhamdulillah, akhirnya ada latihan kami yang selesai jam lima sore, hahaha. Maka dari itu Joseph dan Inda berangkat buat ngambil air dan mandi bareng, naik motor mereka berdua. Sedangkan saya sendiri ditinggal buat ngerapiin alat ama masak nasi buat makan malam dengan kondisi badan yang semakin bau (uhh). Setelah makan malam dan evaluasi briefing kamipun tidur lebih cepat karena anak-anak pada mau nonton MU lawan Barca pagi ini jam 2. Kamipun tertidur pulas.
Minggu , 29 Mei 2011 hari kelima. Ternyata para ksatria yang ingin menonton laga sepakbola kemarin pada tepar dan jadilah Cuma mendengar kabar kekalahan MU. Walah walah. Rencananya hari ini kami akan menaklukkan anak Citatah 90. Maka dari itu, makan pagi berupa indomie telur dengan ukuran yang sangat banyak (sampe Inda enek) disiapkan dan  kegiatan pun dimulai jam tujuh kurang dengan formasi pertama Inda leader , Saya cleaner, joseph zumarer. Formasi kedua saya leader, inda cleaner joseph zumarer. Kami sampai di pitch dua jam 10 pagi, dan terus terang saya berpikir “Ah pasti bisa nih jam 3 sore dah ngetop!”….ternyata pikiranku salah besar.
Kami baru sampai di pitch 4 jam 5 sore….Apa?! Ternyata hal ini disebabkan karena Joseph yang bosan mau nge boulder dulu di ketinggian 65 meter di atas tanah, alamak Joseph…joseph, kayaknya dia kena Sindrom Ketinggian, tapi pantat awak pegal kali nih (sama Inda juga pegel) dan akhirnya Kami bertiga sampai juga di ‘top?’. Setelah diteriakin supaya cepetan turun ke bawah, kami pun memasang sistem 3 tali dengan tali statis dan dinamis. Proses turunpun dimulai, kami bertiga sampai di kamp jam 9 malam (yang berarti kami ada di tebing selama 14 JAM!!! Waw, gak kebayang kan pantatnya dah mati rasa tuh) , itu juga dengan Insiden Joseph keempat, tali dinamis yang nyangkut, dan hal lain sebagainya…pokoknya hari ini melelahkan sekali secara fisik serta mental, huh. Setelah itu, kami diberi wejangan lagi oleh bg Freden dan memberi tahu kalo ngetop Citatah 125 nya diundur sampe besok lusa. Wuih, kamipun tertidur pulas…SANGAT pulas.

Senin 30 Mei 2011 hari keenam, hari ini merupakan resting time bagi kami. Paginya saat kami menyiapkan makan pagi, Bg Freden dan Brian pergi untuk nge-clean barang barang yang kami tinggalkan kemarin malam, hanya dalam waktu 3 jam! Beda 11 jam! Setelah makan pagi, dilanjutkan beres-beres kamp serta makan semangka yang dibeli Joseph tadi pagi. Akhirnya kami meninggalkan Citatah 90 menuju Citatah 125 siangnya. Setelah membuat kamp dan briefing jalur yang akan dipanjat besok, kamipun menjajal jalur sport lain di Citatah 125 ini yaitu Bor 7 dan Poster lurus , poster kanan. Acara memanjat dihentikan ketika maghrib tiba. Brian yang bertugas jadi pengawas SNMPTN kembali ke Bandung karena ada SNMPTN besok, Nda dan Teteh membantu nyiapin makan malam (Enak sekali masakannya teteh!) dan Bg Freden yang terbangun dari tidurnya segera mencari kayu dan membuat api (seperti biasa dengan waktu yang sangat cepat!) , karena kami akan ngetop besok maka kamipun tidur lebih awal. Tengah malam , Sani dan Ade datang dan membawakan Inda es krim (yah si Inda ulang tahun Hari ini, met tambah tua Inda! Semoga makin banyak kumbang di sekitarmu, wkwkwk).

Selasa 31 Mei 2011 , the promised day. Hari ini kami akan ngetop Citatah 125! Setelah makan pagi, menyiapkan bekal serta masukin semangka ke tas kamipun bersiap memanjat. Formasi pertama Inda leader, Joseph cleaner dan saya zumarer (Semangkanya berat…) . Setelah berdoa dan foto-foto , pemanjatan dimulai.  Sesampainya di pitch 1 kamipun berjalan kaki sebentar dan akan melewati jalur chimney, formasi chimney Inda leader, saya cleaner dan Joseph zumarer (barangkali jalur inilah yang paling menyenangkan karena berasa seperti di foto yang ada di buku ‘The Complete Guide of Climbing and Mountaineering’ ^^)


Sesampainya di pitch 2, formasi diubah menjadi Saya leader, Joseph cleaner, Inda zumarer, karena dari sini sampai pitch 3 kami “tidak” memanjat, tapi jalur yang akan dilewati merupakan jalur yang kebanyakan (hampir semua) berjalan kaki, tapi tetap perlu pengaman karena itu kamipun memulai perjalanan sambil tetap waspada.
“Wah, langitnya dah mendung lagi!” kata Inda sambil melihat ke atas
“Kalo hujan , selesai kita boi” kataku.
Yah, akhirnya kami meneruskan perjalanan, di tengah jalan kami bertemu dengan Nda yang lagi asik-asiknya foto pemandangan.
“Lama sekali kalian…kemana aja? Tuh diatas kopi dah jadi, sayur dah jadi apa-apa dah jadi, tapi kalian malah masih disini.”
“Ya maaf, tadi kan maen monopoli dulu bentar.” Kataku
“Alah…Cepet sana, ke puncak ikutin aja jalannya”
Tanpa ba-bi-bu , saya melanjutkan perjalanan ke pitch 3, sementara Nda fotoin para ksatria lain yang lagi manjat juga. Setelah berkumpul, formasi diubah kembali sekarang Joseph jadi leader, Saya sebagai cleaner dan Inda zumarer . Pada pitch terakhir inilah kami belajar kalo cleaner dan  leader harus punya HP buat komunikasi satu sama lain.
“Joseph JANCUK, jangan dipull!! Slack, slack!! Slack seph!!!”
Hening….malah talinya makin dipull dan nyopot frennya makin susah karena dipull abis-abisan ma Joseph.
“Joseph fuc*! Aghhhh!!”
Sekarang jempol kakiku yang jadi korban karena sandal panjat hijauku itu bolong alhasil jempolku ketusuk batu karang. Dengan susah payah dan semangat ingin nge-kill si Joseph aku manjat dengan perlahan namun pasti dan akhirnya…..
TOPPPPP CITATAH 125!!!
Akhirnya kami bertiga sampai di top Citatah 125 dan disambut oleh keluarga KMPA ‘G’ ITB sekalian, wuih ada kebanggan serta kenikmatan tersendiri saat tiba di puncak . Akhir cerita kami memecahkan semangka disana sambil bercanda tawa, setelahnya kami bersiap kembali ke Bandung.
Saya yakin kalau hari ini bukanlah akhir dari perjalanan kami malah inilah batu loncatan kami untuk perjuangan kami selanjutnya di subdiv kita tercinta ini, AMIN.

“…maka ketika angin malam berhembus dan bintang mengalir di angkasa, bukanlah kau tutup kisahmu  sekarang melainkan menyiapkan kisah baru untuk keesokan harinya…”





Tidak ada komentar: