One Hundred and Sixty Eight Hours Struggle in Citatah
oleh : Rifma Dwika Octora
GM-015-XX
“…di saat angin malam
berhembus dan kemilau bintang menghias malam , yah..” kataku dalam hati, Kisah
kami akan dimulai…
Malam itu, Selasa 24 Mei 2011
petang telah tiba dan waktu untuk berangkat ke Citatah 125 sudah makin mendekat
tapi Joseph Bimandita Sunjoto (GM-011-XX) aka Joseph ato ocep ato apalah masih
termangu menatap Kompas olahraga, Aku sendiri masih sibuk dengan Sudoku yang masih
terisi 8 kotak setelah setengah jam berlalu, lalu Ocep memecah keheningan.
“Inda mana sih?” Tanya Joseph
“Ktnya dia lagi ngepaking
barangnya, paling bentar lagi nyampe” jawabku sambil melihat sms dari Inda.
Hujan mulai turun deras pada
saat itu dan dingin mulai merasuk, ahh dan Andra masih sibuk makanin laler dan penghuni SEL
lain sibuk dengan kegiatan masing-masing.Akhirnya Clorinda Kurnia Wibowo (GM-010-XIX)
datang.
“Sori nih, gw telat. Kita
belum beri makanan loh.”
“Ya udah beli makanan aja dulu,
gw anterin deh sekalian ngambil baju gw” kata Joseph
“Eh sep, sekalian anterin gw
ke kosan dulu ya, gw lupa sesuatu.”
“Ya udah sekalian aja.”
Merekapun berangkat , yah Pak
Ketuper kita kali ini adalah Joseph dan malam ini ternyata ada masalah transportasi
yang akhirnya bisa diselesaikan dengan sumbangan motor dari sana sini. Brian
dan Bli Bayu dah nyampe di SEL dari tdi dan menunggu kesiapan kami. Tapi ada
satu hal mengganjal di hatiku….’Dimanakah Pakpimpro kita, Bang Freden?’ ,
alamak ternyata dia sedang memadu kasih bersama *** , Oke mari kita skip.
Akhir cerita, carier sudah
terpaking rapi dan kamipun siap berangkat, Bli Bayu , Inda (dengan gitar
terselempang gagah) , Joseph , Brian, dan aku sendiri berangkat menuju citatah,
di tengah perjalanan bertemu Bg freden dan *** yg akhirnya pergi bersama kami
juga (Bg freden sblmnya berencana mau nyusul tapi *** ga ikut ke Citatah). 45
menit berlalu, tepatnya jam 1 dini hari kami tiba di Citatah, Josep , Inda dan
Bli dah nyampe terlebih dahulu . Tapi Aku, bg Freden dan Brian mencari Aqua
galon dulu buat air minum di camp, aku belum
tahu kalo galon AQUA lah yg akan menentukan legendaku dan menjadi saksi bisu di
peristiwa Citatah kali ini (alamak..). Melalui jalan yg gelap dan setelah
beberapa kali galon terjatuh, kami tiba juga di dasar tebing Citatah 125 yg
tidak terlihat malam itu, (ini pengalaman pertamaku krn pas pengenalan subdiv
RC dulu ga bisa ikut ke Citatah ini), sat set sat set flysheet terbentang tenda
terpasang trangia mengebul dan voila jadilah kamp kita pagi ini. Setelah itu
kami kedatangan tamu mapala yg berkemah di dekat kami , dan mengobrol tentang
berbagai macam hal. Tapi peristiwa yang paling penting adalah Brian kejatuhan
tai monyet….HAHAHAHHAHA TAI MONYET LOH,…SIAL BET DAH, WKWKKWKWK…..ehem kembali
ke topik, Kami yang akan berlatih besok ditawarkan untuk tidur dulu ma bg
Freden dah jam 2 pas itu, kamipun tidur
dengan nyenyak.
Hari
pertama , Rabu 25 Mei 2011 , pagi jam 8 lewat , kami kesiangan!! Karena baru
tidur jam 2 kemarin , makan pagi dibuat dengan sangat cepat dan peralatan pun
digelar , Latihan kamipun segera dimulai. Jam 9 pas itu, tapi kami mendapat
pengenalan serta cara memasang pengaman sisip dulu. Joseph berpsngan dengan bg
Fred, awak ama Brian, dan Inda ma Bli Bayu.Selama 2 jam kami mencoba memasang
pengaman dari piton, choke aka hex, fren, sling di batu tanduk maupun batu
tembus.
“..gitu
Dik, jadi kamu bisa ngeliat apakah pengaman itu Emas, Perak, ato Perunggu dari
kekuatannya.” , terang Brian.
“….ehm,ohh”
Aku mengangguk-ngangguk.
Menarik!
Ternyata ada level kekuatannya juga tuh pengaman sisip.
Ehm, ada yang lupa….pas kita latihan, datang Mas Ganteng Yoga
yg begitu ganteng , terus dateng Onye dan Belis setelahnya , Ohh the more the
merrier. Setelah istirahat sebentar , bg Freden menjelaskan latihan setlahnya.
“..Ntar
kalian Simulasi Horizontal dari pitch sana sampe pitch sana” tunjuknya.
Raking
setelahnya dan kami bersiap di posisi, Jojo sebagai Leader (yg masangin pengaman-red) , me sebagai
cleaner (nge retrieve pengaman-red) dan Inda sebagai Zummarer (org yg memakai
zumar, ya iyalah apa lagi!), setelah pitch 1 I’am bertukar peran dengan Joseph,
walo di pitch 2 nya hex buat pangkalku jatuh jadi terhitung “mati terhormat”
juga aku, tapi masih boleh nyentuh tanah sih, ..hmm tapi ini jadi peringatan
buat yang akan datang.
Makan
siang dimulai jam 3 sore , yg masak bg Freden ma Bellis , …ahh aku kira bg
Freden tidur siang doang ternyata beliau memiliki budi pekerti yg baik juga
pikirku. Setelah itu, petang menjelang Joseph kembali ke Bandung karena ada
makrab FTI , Gega yang rencananya kesini juga tidak bisa datang karena ada UAS
Kimia ma makrab FTI juga dan mereka janjinya baru datang lagi besok subuh, oke
ya sudah…have fun guys.
Karena
masih jam 4 sore pas itu dan sangat nanggung sekali kalo langsung nyiapin makan
malam maka kami mencoba beberapa jalur sport dulu seperti pantat sapi dan chock
8,menyenangkan sekali karena bisa melihat berbagai macam orang yang manjat
jalur yang sama tapi beda gaya panjat , (paling top Brian lah, “belay on!” tapi
simpul 8 di harness aja belum kepasang, wkwkwk) lalu petang datang, alat-alat ditinggalkan
karena akan diclean besok saja.
Malam
hari, sebelum makan malam kita melakukan evaluasi dan briefing tentang latihan
hari ini. Yah, memang masih perlu banyak perbaikan di sana sini apalagi di
masalah kecepatan dan kesigapan.Lalu
“Bagaimana
dengan masalah air kita Pak ketua perjalanan??” tanya Bg Freden kepadaku.
Aku
yg menggantikan posisi Joseph sebagai Commander in Chief melirik ke arah galon
yg tinggal berisi 1/38 air itu, lalu berkata “Ya udah, saudara saudara ada yang
mau sukarela buat beli air di bawah?”
HENING.
Tidak ada jawaban. Bg freden yg ngerokok, Inda yg maen gitar, Brian yg ngerokok
juga. Yoga dan Rahman yg ngerokok juga. Bellis yg ngerok…yg senyum senyum
doang. Aku yg lgi makanin laler, uhm pikirku dalam hati….perlu perintah yang
tegas dari pemimpin untuk masalah ini!
Akhir
cerita dua galon sudah bertengger di dekat tenda, …karena aq yg ngangkat
dua-duanya…hiks. Yahhh, yang penting semua bahagia…(kecuali aku dengan napas
ngos-ngosan). Oh kita kedatangan tiga tamu juga malam ini, Emil, Mamat dan Bella
yg naek mobil kesini.
“…rambut
kamu palsu ya Bel?” goda Bg Freden.
“Apaan
sih?! Palsu, palsu…ini asli tau..”
Ehe
ehe, dasar lah jadi makin rame flysheet ini karena mereka, ditawari makan malam
bareng juga trus malemnya sendal Bella diumpetin ma PakPimPro kita (yg kata
beliau dia disuruh ama Mas Yoga), hahaha sampai stress itu Bella, wajah
manisnya yang lelah berkucurkan keringat….eh, ya pokoknya sendalnya ketemu aja dan
mereka bertiga kembali ke Bandung, kamipun tertidur lelap.
Hari
Kedua, Kamis 26 Mei 2011 pagi jam 6.09, PJ bangun kita, Brian membangunkanku
lalu terlelap lagi setelah menggumam sesuatu, aku lalu keluar dari flysheet dan
melihat keatas tebing citatah, aih aih mantap kali! Setelah shalat dan cuci
muka sekenanya aku membangunkan Bellis dan Inda buat masak lauk makan pagi,
Brian dan Yoga yg udah 100% bangun lagi masak nasi, aku sendiri bantuin nyuci
dan motong bawang. Bli Bayu izin pagi itu dia mau kembali ke Bandung karena ada
tugas negara menunggu, Selamat Bertugas Bli!! kataku dalam hati. Tetapi sampai
saat ini tanda-tanda kehadiran Joseph dan Gega belum juga muncul,padahal dah
lewat dari Subuh.
“Mana
nih dua semprul ini…” gumamku.
Tapi
pagi itu ternyata tidak berjalan seperti yg Saya duga karena jam 7.15 datang
seorang bapak-bapak tegap berwarna hijau (bukan-bukan, dia bukan Hulk)
menghampiri flysheet kami,
“Kalian
dari mana?” tanya beliau dengan tegas.
“Dari
ITB pak.” Jawab Mas Yoga dan Brian serentak.
“Ohh,
begitu, lalu kalian sudah berapa hari disini…”
Aku
yang menguping di dapur lalu melihat bg Freden beringsut dari sleeping bagnya
dan join conversation dengan mereka, setelah lauk selesai kami bertiga (Aku,
Bellis, Inda) membawanya ke tempat mereka berbincang.
“…Jadi
nanti siang tempat ini akan digunakan untuk latihan Kopassus, kalo Anda masih
mau latihan boleh pagi ini, tapi mulai nanti siang sampai besok sore akan
dipakai untuk latihan Kami jadi mohon pengertiannya.”
“Ya
sudah pak, kami pindah tempat ke Citatah
90 klo begitu.” Kata Bg Freden
Tak
berapa lama setelah makan pagi selesai, datang para tamtama yang membawa tali
tambang besar. Bang Freden dkk lalu nge-clean alat yang digunakan kemarin sore,
Akhir cerita, pak Kopassus yg bernama Pak Ma’aruf itu memberikan wejangan
kehidupan beliau dari nabrak babi betina di Papua, nge-escort anggota dewan
dari Jakarta,sampai 7 bulan latihan long march ke Cilacap terus berenang ke
Nusakambangan uhmm menarik sekali, karena tidak terasa berapa lintingan sudah
habis dihisap (bagi beliau yg terus bercerita) lalu datang Gemen meramaikan
acara. Tapi sampai saat terakhir Gega dan Joseph belum juga tiba.
Jam
11.45 deru motor mendekat, ternyata itu Joseph ma Gega, sesuai instruksi dari
Brian dan Bg Freden.
“Mending
kamu marahin aja mereka berdua dik.” kata Brian
“Ta…tapi
saya kan masih polos bang.”
“Alah,
ga papa…kau marahi sajalah mereka berdua itu. Katanya Subuh dateng tapi sampai
sekarang ga dateng-dateng mereka.” Tukas bg Freden
“Oke..oke
bang..” kataku.
Ternyata
mereka telat dateng karena Makrab FTI yang kemaren sampai subuh, trus Gega
selaku empunya motor telat bangun trus baru bangun jam 9 (itu juga karena orang
tuanya ngelarang mau pergi kemana lagi abis acara yang sampe pagi itu)
“Emangnya
kalian ngapain aja? Jadinya ga bisa latihan ni Kita, mang kalian bisa simulasi
horizontal 4 kali bolak balik cuma dalam 4 jam apa?!” marahku dengan tegas dan
berwibawa (sumpahlah aku jarang banget marahin orang, kalo dimarahin sih sering
apalagi mancing amarah, hahaha)
“Engga
bisa sih, tapi…”
“Ahh! Banyak alesan…pushup carier sana! 70 kali!!”
“……”
Mereka berdua dengan tampang kuyu lalu pushup carier.
Akhir
cerita, setelah selesai pushup dan beresin kamp (yang dah selesai 4 jam yg
lalu) Kamipun pamit ke Kopasus itu dan berangkat menuju Citatah 90 yang Cuma
berjarak 1-2 km dari Citatah 125. Setelah itu kami membangun kamp di bawah tebing
anak Citatah 90, raking dan memulai latihan simulasi horizontal. Pas latihan
Nda datang, orang inilah yang akan saya sebut Messiah, karena beliau
pengalamannya sangat banyak dan walo nyentrik orangnya sebenernya baik (yah
emang sih…)
“Kali
ini ga boleh nyentuh tanah!” kata bg Freden
Yap,benar
sekali karena kemarin latihan masih boleh nginjak tanah maka entah sesulit apa
latihan ini jadinya . Latihan dimulai jam 2 siang dengan formasi Inda leader,
Josep cleaner,saya sendiri zumarer. Setelah beberapa lama Inda nge lead,
tinggallah Saya sendiri yang duduk santai ma Joseph yang lagi ngebelay Inda.
“Sep,
cuacanya cerah ya.” Kataku memecah keheningan.
“……...”
Ternyata
Josep masih ngambek karena disuruh pushup tadi siang, hahaha. Yah, jadilah
latihan selesai jam 18.30, dan itupun hanya 1 pitch. Di tengah gelap kami
dimarahi bg Freden karena waktu latihan yang ter-undur dan simulasi horizontal
yang masih ‘payah’ tadi dan kekurangan lainnya. Malamnya bli Bayu datang
membawa Fanta sebotol dan ayam buat ngerayain ulang tahunnya yang bertepatan di
hari ini, makasih Bli, mantap makanan kita malam ini, terus datanglah Nurul,
Ade, Tetu, yang membawa oleh-oleh lagi, jadi makin rame dah. Setelah evaluasi dan
briefing untuk besok, kami membakar ayamnya Bli. Aku yang sudah lumayan ngantuk
terus tidur di dalam tenda dimana Josep dah tepar di dalamnya.
Keesokan
hari, Jumat 27 Mei 2011 hari Ketiga. Bangun jam 5.15 (lagi-lagi dibangunin
Brian, PJ bangun kita yang paling top), trus nyiapin makan pagi. Aku ma Josep
dimarahin lagi karena ngga bisa bikin nasi, (setelah 6 blok parafin dan 1,5 jam
berkutat di depan misting).
“Masa
anak RC ga bisa bikin nasi! Latihan bikin nasi malam ini pokoknya!” marah bg
Freden
Aku
ma Joseph cuma ngangguk-ngangguk, yah emang payah banget sih kami.(FYI, penulis
dan Joseph sekarang sudah bisa masak nasi sambil merem dan peristiwa pagi itu
jadi motivasi buat penulis dan Joseph supaya jago bikin nasi)
Jam 8
lebih, setelah waktu mulai latihan yang ngaret (karena ‘nasi’), lalu raking
maka kamipun melakukan simulasi horizontal kembali. Ada 2 pitch, dan formasi
kali ini leader Joseph, cleaner Aku, zumarer Inda. Untuk pitch 2 Joseph
cleaner, Aku leader. Pas pagi itu Sojo datang, tapi karena Belis pingin pulang
(entah kenapa…) maka anak-anak Caving pun pulang pas siangnya. Nda juga dateng
paginya buat mantau latihan. Akhirnya selesai juga jam 3 sore, (makasih buat
Nda, advisenya buat piton sangat membantu!) lalu makan siang. Sebenernya makan
siang udah siap dari tadi tapi karena pada nungguin kita yang lagi manjat makanya
baru mulai makan sekarang (Bg freden, Ade, Teteh (istrinya Nda), Nda). Aih,
begitu setianya mereka menunggu kami! Setelah itu latihan 1 pitch lagi dengan
aku leader, Inda cleaner, Josep zumarer sampai jam 18.00. Malamnya, “latihan
nasi” (sangat membantu sekali bang!) sedangkan Josep ngambil air minum (untung
naik motor lu sep!), makan malam, evaluasi briefing, lomba bikin harness
(yahh…aku memang payah, apalagi kalo cepet-cepetan -_-) terus dateng Nda yang
ngasih wejangan seputar sepak terjangnya di bidang RC.
-“TEBING
, TUHAN DAN AKU”
Setelah
beberapa lama Gian dan Brian datang membawa martabak manis blueberry (makanan
mewah boi!) , dan kamipun tumbang satu persatu di hadapan rasa kantuk.
Sabtu
, 28 Mei 2011 hari keempat. Akhirnya latihan Simulasi vertikal dimulai! Nasi
sudah jadi dengan baik pagi ini dan latihanpun mulai sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Rencananya kami akan naik sampai pitch kedua. Formasi pertama
Joseph leader, Inda cleaner aku zumarer. Lalu ke pitch 2 Inda leader, Joseph
cleaner dan aku zumarer lagi. Latihan pertama memakan waktu 5 jam dan setelah
makan siang latihan kedua hanya memakan waktu 3 jam.
“Bagus…memang
kalo dicoba bisa cepet kan?” puji bg Freden.
“Ini namanya efek “learning curve”! “ canda Brian.
Alhamdulillah,
akhirnya ada latihan kami yang selesai jam lima sore, hahaha. Maka dari itu
Joseph dan Inda berangkat buat ngambil air dan mandi bareng, naik motor mereka
berdua. Sedangkan saya sendiri ditinggal buat ngerapiin alat ama masak nasi
buat makan malam dengan kondisi badan yang semakin bau (uhh). Setelah makan
malam dan evaluasi briefing kamipun tidur lebih cepat karena anak-anak pada mau
nonton MU lawan Barca pagi ini jam 2. Kamipun tertidur pulas.
Minggu , 29 Mei 2011 hari kelima. Ternyata para ksatria yang
ingin menonton laga sepakbola kemarin pada tepar dan jadilah Cuma mendengar
kabar kekalahan MU. Walah walah. Rencananya hari ini kami akan menaklukkan anak
Citatah 90. Maka dari itu, makan pagi berupa indomie telur dengan ukuran yang
sangat banyak (sampe Inda enek) disiapkan dan
kegiatan pun dimulai jam tujuh kurang dengan formasi pertama Inda leader
, Saya cleaner, joseph zumarer. Formasi kedua saya leader, inda cleaner joseph
zumarer. Kami sampai di pitch dua jam 10 pagi, dan terus terang saya berpikir
“Ah pasti bisa nih jam 3 sore dah ngetop!”….ternyata pikiranku salah besar.
Kami baru sampai di pitch 4 jam 5
sore….Apa?! Ternyata hal ini disebabkan karena Joseph yang bosan mau nge
boulder dulu di ketinggian 65 meter di atas tanah, alamak Joseph…joseph,
kayaknya dia kena Sindrom Ketinggian, tapi pantat awak pegal kali nih (sama
Inda juga pegel) dan akhirnya Kami bertiga sampai juga di ‘top?’. Setelah
diteriakin supaya cepetan turun ke bawah, kami pun memasang sistem 3 tali
dengan tali statis dan dinamis. Proses turunpun dimulai, kami bertiga sampai di
kamp jam 9 malam (yang berarti kami ada di tebing selama 14 JAM!!! Waw, gak
kebayang kan pantatnya dah mati rasa tuh) , itu juga dengan Insiden Joseph
keempat, tali dinamis yang nyangkut, dan hal lain sebagainya…pokoknya hari ini
melelahkan sekali secara fisik serta mental, huh. Setelah itu, kami diberi
wejangan lagi oleh bg Freden dan memberi tahu kalo ngetop Citatah 125 nya diundur
sampe besok lusa. Wuih, kamipun tertidur pulas…SANGAT pulas.
Senin 30 Mei 2011 hari
keenam, hari ini merupakan resting time bagi kami. Paginya saat kami menyiapkan
makan pagi, Bg Freden dan Brian pergi untuk nge-clean barang barang yang kami
tinggalkan kemarin malam, hanya dalam waktu 3 jam! Beda 11 jam! Setelah makan
pagi, dilanjutkan beres-beres kamp serta makan semangka yang dibeli Joseph tadi
pagi. Akhirnya kami meninggalkan Citatah 90 menuju Citatah 125 siangnya.
Setelah membuat kamp dan briefing jalur yang akan dipanjat besok, kamipun
menjajal jalur sport lain di Citatah 125 ini yaitu Bor 7 dan Poster lurus ,
poster kanan. Acara memanjat dihentikan ketika maghrib tiba. Brian yang
bertugas jadi pengawas SNMPTN kembali ke Bandung karena ada SNMPTN besok, Nda
dan Teteh membantu nyiapin makan malam (Enak sekali masakannya teteh!) dan Bg
Freden yang terbangun dari tidurnya segera mencari kayu dan membuat api
(seperti biasa dengan waktu yang sangat cepat!) , karena kami akan ngetop besok
maka kamipun tidur lebih awal. Tengah malam , Sani dan Ade datang dan
membawakan Inda es krim (yah si Inda ulang tahun Hari ini, met tambah tua Inda!
Semoga makin banyak kumbang di sekitarmu, wkwkwk).
Selasa 31 Mei 2011 , the promised day. Hari ini kami akan
ngetop Citatah 125! Setelah makan pagi, menyiapkan bekal serta masukin semangka
ke tas kamipun bersiap memanjat. Formasi pertama Inda leader, Joseph cleaner dan
saya zumarer (Semangkanya berat…) . Setelah berdoa dan foto-foto , pemanjatan
dimulai. Sesampainya di pitch 1 kamipun
berjalan kaki sebentar dan akan melewati jalur chimney, formasi chimney Inda
leader, saya cleaner dan Joseph zumarer (barangkali jalur inilah yang paling
menyenangkan karena berasa seperti di foto yang ada di buku ‘The Complete Guide
of Climbing and Mountaineering’ ^^)
Sesampainya
di pitch 2, formasi diubah menjadi Saya leader, Joseph cleaner, Inda zumarer,
karena dari sini sampai pitch 3 kami “tidak” memanjat, tapi jalur yang akan
dilewati merupakan jalur yang kebanyakan (hampir semua) berjalan kaki, tapi
tetap perlu pengaman karena itu kamipun memulai perjalanan sambil tetap
waspada.
“Wah,
langitnya dah mendung lagi!” kata Inda sambil melihat ke atas
“Kalo
hujan , selesai kita boi” kataku.
Yah,
akhirnya kami meneruskan perjalanan, di tengah jalan kami bertemu dengan Nda
yang lagi asik-asiknya foto pemandangan.
“Lama
sekali kalian…kemana aja? Tuh diatas kopi dah jadi, sayur dah jadi apa-apa dah
jadi, tapi kalian malah masih disini.”
“Ya
maaf, tadi kan maen monopoli dulu bentar.” Kataku
“Alah…Cepet
sana, ke puncak ikutin aja jalannya”
Tanpa
ba-bi-bu , saya melanjutkan perjalanan ke pitch 3, sementara Nda fotoin para
ksatria lain yang lagi manjat juga. Setelah berkumpul, formasi diubah kembali
sekarang Joseph jadi leader, Saya sebagai cleaner dan Inda zumarer . Pada pitch
terakhir inilah kami belajar kalo cleaner dan
leader harus punya HP buat komunikasi satu sama lain.
“Joseph
JANCUK, jangan dipull!! Slack, slack!! Slack seph!!!”
Hening….malah
talinya makin dipull dan nyopot frennya makin susah karena dipull abis-abisan
ma Joseph.
“Joseph
fuc*! Aghhhh!!”
Sekarang
jempol kakiku yang jadi korban karena sandal panjat hijauku itu bolong alhasil
jempolku ketusuk batu karang. Dengan susah payah dan semangat ingin nge-kill si
Joseph aku manjat dengan perlahan namun pasti dan akhirnya…..
TOPPPPP
CITATAH 125!!!
Akhirnya
kami bertiga sampai di top Citatah 125 dan disambut oleh keluarga KMPA ‘G’ ITB
sekalian, wuih ada kebanggan serta kenikmatan tersendiri saat tiba di puncak .
Akhir cerita kami memecahkan semangka disana sambil bercanda tawa, setelahnya
kami bersiap kembali ke Bandung.
Saya
yakin kalau hari ini bukanlah akhir dari perjalanan kami malah inilah batu
loncatan kami untuk perjuangan kami selanjutnya di subdiv kita tercinta ini,
AMIN.
“…maka
ketika angin malam berhembus dan bintang mengalir di angkasa, bukanlah kau
tutup kisahmu sekarang melainkan
menyiapkan kisah baru untuk keesokan harinya…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar