Jumat, 16 Maret 2012

River Camp di Sungai Citanduy, Tasikmalaya, Jawa Barat



Jumat – Minggu, 1 – 3 Juli 2011
                Sungai Citanduy merupakan salah satu sungai yang berada di Kota Tasikmalaya, sungai ini cukup lebar dan deras sehingga banyak penggiat arung jeram yang menggunakan sungai ini untuk berarung jeram. Bagi para penggiat arung jeram, Sungai Citanduy dibagi dalam 3 jalur antara lain jalur atas ( indihiang - obyek wisata karang resik), jalur tengah (obyek wisata karang resik -  jembatan kereta cirahong), dan jalur bawah ( jembatan kereta cirahong – handapherang). Pada Sabtu – Minggu, 1 – 3 Juli 2011 Sub Divisi Olahraga Alam Bebas (ORAD) KMPA Ganesha ITB mencoba mengarungi Sungai Citanduy tersebut dalam rangka latihan River Camp untuk Gladi Lanjut XX.
            Setelah sebelumnya sungai Citanduy telah disurvey oleh saya dan Emil, setelah rencana latihan ini di-briefing, setelah dihitung-hitung berapa peserta yang ikut, setelah perahu “ganesha” dan logistic pengarungan yang lain diangkat ke bagian belakang mobil pick up Widi, dan setelah semua logistik sudah di-packing di gentong dan dimasukkan ke mobil Widi. Akhirnya ORAD berangkat menuju Tasikmalaya pada hari Jumat 1 Juli 2011 sekitar pukul 14.30, keberangkatan ini dibagi menjadi 3 tim, pertama Yasir, Yodia, dan Widi menggunakan mobil Widi; kedua saya menggunakan motor; ketiga Jekim, Dani, dan Bocil (Wanala) menyusul malam harinya. Awalnya saya harus menjemput Pa Yana terlebih dahulu di Cilawu, Garut karena Pa Yana mau ikut dan menunggu di Cilawu namun sesampainya saya di Cilawu, Pa Yana tidak jadi berangkat ke Tasik karena ada pengarungan di Cimanuk hari Sabtu paginya jadi setelah istirahat sejenak di Cilawu, saya melanjutkan perjalanan kembali ke Tasik.
            Tim pertama keberangkatan telah sampai duluan di titik Start, daerah Indihiang, sekitar pukul 8 malam. Setelah semua logistik diturunkan dari mobil, Kang Bobi dari Ckas Rafting datang untuk mengambil mobil dan mengirimkan logistik pengarungan yang belum lengkap seperti perahu, pelampung, dayung, dan helm. Saya pun sampai di titik start sekitar pukul 9. Sesampainya saya di sana, Widi sedang memasak dan Yasir, Yodia sedang memasang flysheet dengan menggunakan perahu juga sebagai penyangga. Tempat camp di titik start kami berada tepat di pinggir sungai Citanduy juga sebelah rel kereta. Camp kami berada di halaman luas rumah penduduk yang kosong, saat survey saya dan Emil telah meminta izin ke RT setempat untuk menggunakan halaman rumah tersebut ternyata rumah kosong tersebut milik saudara pa RT. Widi pun telah selesai memasak, maka kami ber-4 pun segera makan malam. Setelah makan malam, kami bermain kartu sambil briefing di dalam flysheet lalu sekitar pukul 11 kamipun tidur. Pada pukul 4 pagi, Tim ketigapun akhirnya sampai di tempat camp dan langsung tidur.
            Pagi harinya tanggal 2 Juli 2011, saya mendapat telepon dari Pa Yana bahwa beliau akan menyusul ke Tasik bersama Yana, yang ternyata ikut Pa Yana ke Cimanuk, karena pengarungan di Cimanuk selesai kira-kira pukul 9 dan mereka langsung berangkat ke Tasik. Saat saya bangun, yang lain masih tertidur, saya pun langsung membangunkan Widi untuk menyiapkan sarapan sambil saya membuat kopi. setelah hampir semuanya bangun pukul 8, kamipun langsung membereskan flysheet dan semua logistik lalu sarapan. Sambil menunggu Pa Yana dan Yana kami bermain dengan anak-anak warga sekitar yang sejak pagi memperhatikan kami terus, tak lupa kamipun foto-foto bersama anak-anak tersebut. Kira-kira sekitar pukul 11, Pa Yana dan Yana sampai d titik start, maka kamipun segera mempersiapkan pengarungan, perahu diturunkan ke sungai, gentong ditaruh di perahu, dan logistik pribadi pengarungan dipakai. Alat pengarungan yang berlebih dan motor-motor kami titipkan ke Pa RT yang nantinya akan diambil oleh Kang Bobi dkk. Setelah berpamitan dengan Pa RT juga anak-anak tadi kamipun berangkat.
            Pada saat kami mengarungi Sungai Citanduy, keadaan Tasikmalaya dan umumnya di Indonesia sedang musim kemarau sehingga debit air Sungai Citanduy agak mengecil, Tinggi Muka Air (TMA) menurun namun tetap menarik untuk diarungi. Pa Yana merupakan orang yang membuka jalur atas Sungai Citanduy sehingga beliau hafal betul karakteristik jeram-jeram Sungai Citanduy. Komposisi peserta di perahu antara lain saya, widi, yodia, dani, dan pa yana di perahu ganesha dan jekim, yasir, yana, dan bocil di perahu yang satunya lagi. Sungai Citanduy atas agak bau kotoran hewan karena ada beberapa peternakan dan rumah potong hewan yang pembuangan limbahnya langsung ke Sungai Ctanduy. Seperti di sungai-sungai lain yang pernah saya arungi, di pinggir Sungai citanduy pun banyak warga yang memancing, biasanya kalau ada yang memancing kami membawa perahu ke arah menjauhi tali pancing mereka namun tetap saja ada warga yang membentak kami mungkin karena kegiatan kami menganggu ikan-ikan yang akan dipancing mereka. Setelah 1 jam pengarungan, kami menepi sejenak untuk beristirahat dan mengabadikan momen-momen.  Sambil beristirahat, pa yana melatih kami untuk membawa perahu upstream dan memutari sebuah batu yang ada di tengah sungai namun tidak ada yang berhasil. setelah 30 menit beristirahat kamipun melanjutkan kembali pengarungan.
            Setelah kira-kira 2 jam pengarungan, kami pun sampai di tempat camp di sekitar taman wisata Karangresik pada pukul 4. Taman wisata Karang resik adalah salah satu daerah wisata yang ada di Tasikmalaya namun sudah tutup kira-kira 2 bulan yang lalu karena ada konflik internal makannya tempat ini sepi dan seperti tidak terurus namun masih ada petugas sapu yang membersihkan tempat ini. Setelah menepi, saya dan pa yana memeriksa tempat camp yang telah saya survey namun menurut pa yana tempat camp tersebut tidak aman apabila air tiba2 naik, maka kamipun segera mencari tempat camp yang lain. Awalnya ada kendala ketika saya dan Emil survey tempat camp di Karang resik, ketika kami bertemu petugas di sana, petugasnya bilang bahwa tempat ini tidak boleh dipakai atau harus izin terlebih dahulu ke BKL, pada saat itu saya dan Emil tidak membawa surat apapun karena menurut Kang Bobi tempat ini masih boleh dipakai maka dari itu saya dan Emil mencari tempat camp lain. Pa yana mengusulkan camp agak di dalam Karangresik meskipun awalnya saya telah menceritakan tentang izin tersebut tapi pa yana meminta saya untuk mencoba mencari petugas yang bertemu saat survey. Setelah dicari-cari, saya tidak dapat bertemu petugas itu maka kata pa yana kita camp tetap di dalam Karangresik. Setelah tempat camp diputuskan, maka saya dan yang lain mulai membereskan logistik, ada yang membawa gentong-gentong, ada pula yang mengangkat perahu ke dekat tempat camp. Setelah itu kamipun membagi tugas untuk masak, dan memasang flysheet juga membuat api. Yodia dan Widi langsung ganti baju bersih karena mereka harus ke gereja yang berada lumayan dekat dengan Karangresik. Saya dan bocil mencoba mencari air di sekitar Karangresik namun karena tempat tersebut sudah tutup maka air di sana pun mati namun ada jalan tembus menuju rumah warga maka saya dan bocil meminta air ke rumah warga terdekat. kamipun beristirahat di camp tersebut.
            keesokkan harinya tanggal 3 Juli 2011, setelah sarapan dan beres-beres logistik kami akan melanjutkan pengarungan kira-kira pukul 9 namun Kang Bobi ternyata datang bersama anak-anaknya dan bilang bahwa anak Kaniwata pun ingin ikut pengarungan sehingga kami menunggu mereka terlebih dahulu. Sambil menunggu, kami bermain bersama anak-anak Kang Bobi di pinggir sungai. Kira-kira pukul 11 anak Kaniwata pun akhirnya datang, kamipun bersiap-siap. Semua logistic selain logistic pengarungan di angkat ke mobil dan dibawa oleh Kang Bobi ke titik finish. Pengarungan pun dimulai!.
            Komposisi peserta di perahu antara lain saya, widi, yasir, dan jekim di perahu ganesha lalu bocil, yodia, dani, dan pa yana di perahu satunya lagi dan anak Kaniwata di perahu mereka, yana sudah pulang duluan tadi pagi sekali dengan motor, yang dibawakan dari rumah Pa RT, karena ada Kerja Praktek. Kira-kira 1 jam pengarungan, kamipun menepi untuk beristirahat tak lupa untuk mengabadikan momen dan setelah kami puas beristirahat, pengarungan pun dilanjutkan kembali.
            Setelah hampir 4jam pengarungan, akhirnya kami sampai di titik finish di Jembatan Cirahong pukul 5 dan Kang Bobi pun sudah menunggu. Jarak dari sungai ke jalan tidak terlalu jauh namun harus menaiki lembah dengan tangga sehingga memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Setelah semua logistic sampai di atas dan diangkat ke mobil beserta orang-orangnya kami pun berangkat menuju sekretariat Kaniwata. Sesampainya di sana (ternyata motor kamipun sudah di sana) kami membagi-bagi tugas, ada yang mandi atau ganti baju, juga ada yang merapikan logistic dan mencuci perahu. Setelah semua beres, kami pun makan malam dengan Nasi Tauco Oncom khas Tasikmalaya. Lalu sekitar pukul 8 kamipun pulang.

Tidak ada komentar: