Jumat – Minggu, 1 – 3 Juli 2011
Sungai Citanduy merupakan salah satu sungai yang berada di
Kota Tasikmalaya, sungai ini cukup lebar dan deras sehingga banyak penggiat
arung jeram yang menggunakan sungai ini untuk berarung jeram. Bagi para
penggiat arung jeram, Sungai Citanduy dibagi dalam 3 jalur antara lain jalur
atas ( indihiang - obyek wisata karang resik), jalur tengah (obyek wisata
karang resik - jembatan kereta
cirahong), dan jalur bawah ( jembatan kereta cirahong – handapherang). Pada
Sabtu – Minggu, 1 – 3 Juli 2011 Sub Divisi Olahraga Alam Bebas (ORAD) KMPA
Ganesha ITB mencoba mengarungi Sungai Citanduy tersebut dalam rangka latihan River
Camp untuk Gladi Lanjut XX.
Setelah
sebelumnya sungai Citanduy telah disurvey oleh saya dan Emil, setelah rencana
latihan ini di-briefing, setelah dihitung-hitung berapa peserta yang
ikut, setelah perahu “ganesha” dan logistic pengarungan yang lain diangkat ke
bagian belakang mobil pick up Widi, dan setelah semua logistik sudah di-packing
di gentong dan dimasukkan ke mobil Widi. Akhirnya ORAD berangkat menuju
Tasikmalaya pada hari Jumat 1 Juli 2011 sekitar pukul 14.30, keberangkatan ini
dibagi menjadi 3 tim, pertama Yasir, Yodia, dan Widi menggunakan mobil Widi;
kedua saya menggunakan motor; ketiga Jekim, Dani, dan Bocil (Wanala) menyusul
malam harinya. Awalnya saya harus menjemput Pa Yana terlebih dahulu di Cilawu,
Garut karena Pa Yana mau ikut dan menunggu di Cilawu namun sesampainya saya di
Cilawu, Pa Yana tidak jadi berangkat ke Tasik karena ada pengarungan di Cimanuk
hari Sabtu paginya jadi setelah istirahat sejenak di Cilawu, saya melanjutkan
perjalanan kembali ke Tasik.
Tim
pertama keberangkatan telah sampai duluan di titik Start, daerah
Indihiang, sekitar pukul 8 malam. Setelah semua logistik diturunkan dari mobil,
Kang Bobi dari Ckas Rafting datang untuk mengambil mobil dan mengirimkan
logistik pengarungan yang belum lengkap seperti perahu, pelampung, dayung, dan
helm. Saya pun sampai di titik start sekitar pukul 9. Sesampainya saya di sana,
Widi sedang memasak dan Yasir, Yodia sedang memasang flysheet dengan
menggunakan perahu juga sebagai penyangga. Tempat camp di titik start kami
berada tepat di pinggir sungai Citanduy juga sebelah rel kereta. Camp kami
berada di halaman luas rumah penduduk yang kosong, saat survey saya dan Emil
telah meminta izin ke RT setempat untuk menggunakan halaman rumah tersebut
ternyata rumah kosong tersebut milik saudara pa RT. Widi pun telah selesai
memasak, maka kami ber-4 pun segera makan malam. Setelah makan malam, kami
bermain kartu sambil briefing di dalam flysheet lalu sekitar pukul 11 kamipun
tidur. Pada pukul 4 pagi, Tim ketigapun akhirnya sampai di tempat camp dan
langsung tidur.
Pagi
harinya tanggal 2 Juli 2011, saya mendapat telepon dari Pa Yana bahwa beliau
akan menyusul ke Tasik bersama Yana, yang ternyata ikut Pa Yana ke Cimanuk,
karena pengarungan di Cimanuk selesai kira-kira pukul 9 dan mereka langsung
berangkat ke Tasik. Saat saya bangun, yang lain masih tertidur, saya pun
langsung membangunkan Widi untuk menyiapkan sarapan sambil saya membuat kopi.
setelah hampir semuanya bangun pukul 8, kamipun langsung membereskan flysheet
dan semua logistik lalu sarapan. Sambil menunggu Pa Yana dan Yana kami bermain
dengan anak-anak warga sekitar yang sejak pagi memperhatikan kami terus, tak
lupa kamipun foto-foto bersama anak-anak tersebut. Kira-kira sekitar pukul 11,
Pa Yana dan Yana sampai d titik start, maka kamipun segera mempersiapkan
pengarungan, perahu diturunkan ke sungai, gentong ditaruh di perahu, dan
logistik pribadi pengarungan dipakai. Alat pengarungan yang berlebih dan
motor-motor kami titipkan ke Pa RT yang nantinya akan diambil oleh Kang Bobi
dkk. Setelah berpamitan dengan Pa RT juga anak-anak tadi kamipun berangkat.
Pada
saat kami mengarungi Sungai Citanduy, keadaan Tasikmalaya dan umumnya di
Indonesia sedang musim kemarau sehingga debit air Sungai Citanduy agak
mengecil, Tinggi Muka Air (TMA) menurun namun tetap menarik untuk diarungi. Pa
Yana merupakan orang yang membuka jalur atas Sungai Citanduy sehingga beliau
hafal betul karakteristik jeram-jeram Sungai Citanduy. Komposisi peserta di
perahu antara lain saya, widi, yodia, dani, dan pa yana di perahu ganesha dan
jekim, yasir, yana, dan bocil di perahu yang satunya lagi. Sungai Citanduy atas
agak bau kotoran hewan karena ada beberapa peternakan dan rumah potong hewan
yang pembuangan limbahnya langsung ke Sungai Ctanduy. Seperti di sungai-sungai
lain yang pernah saya arungi, di pinggir Sungai citanduy pun banyak warga yang
memancing, biasanya kalau ada yang memancing kami membawa perahu ke arah
menjauhi tali pancing mereka namun tetap saja ada warga yang membentak kami
mungkin karena kegiatan kami menganggu ikan-ikan yang akan dipancing mereka.
Setelah 1 jam pengarungan, kami menepi sejenak untuk beristirahat dan
mengabadikan momen-momen. Sambil
beristirahat, pa yana melatih kami untuk membawa perahu upstream dan memutari
sebuah batu yang ada di tengah sungai namun tidak ada yang berhasil. setelah 30
menit beristirahat kamipun melanjutkan kembali pengarungan.
Setelah
kira-kira 2 jam pengarungan, kami pun sampai di tempat camp di sekitar taman
wisata Karangresik pada pukul 4. Taman wisata Karang resik adalah salah satu
daerah wisata yang ada di Tasikmalaya namun sudah tutup kira-kira 2 bulan yang
lalu karena ada konflik internal makannya tempat ini sepi dan seperti tidak
terurus namun masih ada petugas sapu yang membersihkan tempat ini. Setelah
menepi, saya dan pa yana memeriksa tempat camp yang telah saya survey namun
menurut pa yana tempat camp tersebut tidak aman apabila air tiba2 naik, maka
kamipun segera mencari tempat camp yang lain. Awalnya ada kendala ketika saya
dan Emil survey tempat camp di Karang resik, ketika kami bertemu petugas di
sana, petugasnya bilang bahwa tempat ini tidak boleh dipakai atau harus izin
terlebih dahulu ke BKL, pada saat itu saya dan Emil tidak membawa surat apapun
karena menurut Kang Bobi tempat ini masih boleh dipakai maka dari itu saya dan
Emil mencari tempat camp lain. Pa yana mengusulkan camp agak di dalam
Karangresik meskipun awalnya saya telah menceritakan tentang izin tersebut tapi
pa yana meminta saya untuk mencoba mencari petugas yang bertemu saat survey.
Setelah dicari-cari, saya tidak dapat bertemu petugas itu maka kata pa yana
kita camp tetap di dalam Karangresik. Setelah tempat camp diputuskan, maka saya
dan yang lain mulai membereskan logistik, ada yang membawa gentong-gentong, ada
pula yang mengangkat perahu ke dekat tempat camp. Setelah itu kamipun membagi
tugas untuk masak, dan memasang flysheet juga membuat api. Yodia dan Widi
langsung ganti baju bersih karena mereka harus ke gereja yang berada lumayan
dekat dengan Karangresik. Saya dan bocil mencoba mencari air di sekitar
Karangresik namun karena tempat tersebut sudah tutup maka air di sana pun mati
namun ada jalan tembus menuju rumah warga maka saya dan bocil meminta air ke
rumah warga terdekat. kamipun beristirahat di camp tersebut.
keesokkan
harinya tanggal 3 Juli 2011, setelah sarapan dan beres-beres logistik kami akan
melanjutkan pengarungan kira-kira pukul 9 namun Kang Bobi ternyata datang
bersama anak-anaknya dan bilang bahwa anak Kaniwata pun ingin ikut pengarungan
sehingga kami menunggu mereka terlebih dahulu. Sambil menunggu, kami bermain
bersama anak-anak Kang Bobi di pinggir sungai. Kira-kira pukul 11 anak Kaniwata
pun akhirnya datang, kamipun bersiap-siap. Semua logistic selain logistic
pengarungan di angkat ke mobil dan dibawa oleh Kang Bobi ke titik finish.
Pengarungan pun dimulai!.
Komposisi
peserta di perahu antara lain saya, widi, yasir, dan jekim di perahu ganesha
lalu bocil, yodia, dani, dan pa yana di perahu satunya lagi dan anak Kaniwata
di perahu mereka, yana sudah pulang duluan tadi pagi sekali dengan motor, yang
dibawakan dari rumah Pa RT, karena ada Kerja Praktek. Kira-kira 1 jam
pengarungan, kamipun menepi untuk beristirahat tak lupa untuk mengabadikan
momen dan setelah kami puas beristirahat, pengarungan pun dilanjutkan kembali.
Setelah
hampir 4jam pengarungan, akhirnya kami sampai di titik finish di Jembatan
Cirahong pukul 5 dan Kang Bobi pun sudah menunggu. Jarak dari sungai ke jalan
tidak terlalu jauh namun harus menaiki lembah dengan tangga sehingga memakan
waktu dan tenaga yang cukup banyak. Setelah semua logistic sampai di atas dan
diangkat ke mobil beserta orang-orangnya kami pun berangkat menuju sekretariat
Kaniwata. Sesampainya di sana (ternyata motor kamipun sudah di sana) kami
membagi-bagi tugas, ada yang mandi atau ganti baju, juga ada yang merapikan
logistic dan mencuci perahu. Setelah semua beres, kami pun makan malam dengan
Nasi Tauco Oncom khas Tasikmalaya. Lalu sekitar pukul 8 kamipun pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar