Selasa, 31 Agustus 2010

Goa Cikaracak, Padalarang

Catatan Perjalanan ke Goa Cikaracak, Padalarang
20-21 Maret 2010

Oleh: Usie Fauzia A. (GM-022-XIX)


Perjalanan ini dilakukan karena sebenarnya kami benar-benar ngebet ingin caving dan rencana awal ke Gombong tidak jadi karena dua orang teman kami, Muhsin dan Aji, ada ujian, maka muncullah ide untuk caving di Padalarang. Rencana ini benar-benar mendadak, bahkan pada malam tanggal 19 Maret belum ada kepastian pergi ke Padalarang. Akhirnya saya inisiatif menanyakan anak-anak caving GL XIX untuk melakukan perjalanan ini dan ternyata kepastian yang ikut caving kali ini baru muncul jam dua siang hari-H (tanggal 20 Maret tepatnya hari Sabtu). Sekitar jam setengah lima sore saya baru sampai di sel (janji kumpul sebenarnya jam tiga sore). Jam enam sore saya, Yoga, Yudha, Bimo, Muhsin, dan Aji berkumpul di sel untuk membicarakan teknis lapangan dan logistik (waw baru dibicarain sekarang…?) dan akhirnya perjalanan caving sekarang kami akan memetakan Goa Cikaracak.
Sekitar jam delapan malam kami (saya, Yoga, Yudha, dan Muhsin) berangkat dari sel menuju Padalarang, tapi sebelumnya mampir ke swalayan dulu untuk beli makanan. Haha pelajaran pertama buat kami, GL baru khususnya, jangan buat teklap pas hari-H. Gara-gara mendadak kami cukup kerepotan dengan duit untuk beli bahan makanan (padahal bahan makanan kaya beras, garam, dan teman-temannya bisa didapat gratis dari rumah saya) dan tiba-tiba Yudha sadar bahwa kami lupa bawa tenda (sebenarnya tenda sudah disiapkan sama Bimo tapi lupa dimasukin ke kerir haha..). Parah, dengan modal nekat dan keyakinan bahwa malam ini tidak hujan, kami benar-benar berangkat ke Padalarang dengan menggunakan motor.
Jam 10-an kami sampai di basecamp, masih termasuk karst citatah, kebon dengan batu-batu kapur raksasa. Disanalah kami bakar-bakaran ayam (untung cuma berempat haha) dan tidur beralaskan ponco beratapkan langit karena kami lupa bawa tenda. Hari Minggu tanggal 21 Maret 2010, kami bangun pukul 06.00. Setelah solat dan ritual pagi Muhsin, kami mulai masak dengan menu nasi goreng dan martabak mi (untung cuma berempat jadi jatahnya banyak). Langsung go chao ke rumah si ibu(saya ga tau namanya map) buat siapian alat-alat dan pake coverall. Yah karena persiapan yang tidak matang, coverall yang ukurannya kecil tidak terbawa jadi saya pakai yang ukurannya kebesaran untuk badan saya. Berangkatlah kita ke Goa Cikaracak, yah bersakit-sakit dahulu lah untuk mencapai ke sana harus jalan kaki yang lumayan jauh apalagi sepatu boot saya kebesaran dan itu tidak nyaman bagi saya (dilemma berbadan kecil). Untuk mencapai ke mulut goa, kami harus turun kebon karena lokasi goa nya di bawah dan di sela-sela kebon.
Sebelum masuk, kami diberi materi oleh Saudara Muhsin, ternyata pemetaan yang akan kami lakukan sekarang tidak semudah pemetaan yang pernah dilakukan di Goa Lalay pada jaman Diksar GM dulu. Kami diajarkan memetakan aula juga. Untuk pemetaan kali ini, saya berperan sebagai descriptor, Yoga dan Yudha sebagai shooter dan stasioner (mereka sering tukeran peran). Sulit juga yah jadi descriptor, berhubung saya suka bengong dan bingung, saya sering ketinggalan data karena Yoga dan Yudha cepat sekali memetakannya. Kami tergolong lama memetakan goa nya, belum seluruh bagian goa kami petakan. Kami hanya memetakan sampai aula pertama karena ternyata butuh adaptasi untuk memetakan goa hingga lancar, juga butuh kerjasama dan konsentrasi juga buat saya, berhubung suasana goa bikin saya ngantuk dan gampang bengong.
Tidak terlalu sulit untuk memasuki goa ini, hanya beberapa turunan dan langit-langit goa nya yang lumayan rendah jadi kami harus berjalan jongkok hingga bertemu ornament besar kemudian turun ke aula, keadaan goa nya tidak basah, hanya tanah yang berlumpur membuat kami sulit berjalan dan boot saya sering copot karena sulit diangkat dan kaki saya yang terlalu kecil. Karena pemetaan dia aula lama sekali, saya pun menikmati mengambil foto ornament-ornamen goa saya masih belum menemukan flowstone yang menarik, hanya terdapat ornament-ornamen yang bentuknya menyerupai hewan-hewan. Setelah selesai memetakan aula, kami pun makan siang di sana dan karena sudah jam dua siang kami pun menyudahi pemetaan sampai di sini saja. Waw ternyata lama juga kami di dalam goa dan seperti biasa cahaya matahari tidak pernah jadi begitu dirindukan kecuali oleh kami, para penelusur goa. Yeah day light…!
Setelah keluar dari goa, kami bergegas kembali ke rumah si ibu karena cuaca mendung dan gerimis. Sekitar jam tiga sore kami pergi ke daerah dekat Sungai Citarum, tapi ternyata waduknya jebol dan kami tidak jadi main ke sana, akhirnya kami memang harus balik ke kampus dan sekitar jam setengah tujuh malam kami sampai di kampus dan langsung menunaikan kewajiban kami yaitu cuci-cuci alat yang penuh dengan lumpur.
Perjalanan yang menyenangkan bagi saya apalagi dengan teman-teman caver yang aneh-aneh sifatnya membuat saya ingin caving lagi diberbagai goa yang pasti diluar ekspektasi saya. SEMANGAT…!

Tidak ada komentar: