Sabtu, 28 Agustus 2010

Latihan Navdar @Cicenang




Catatan Perjalanan Latihan NavDar Terbuka @ Cicenang

Persiapan Perjalanan
Untuk menerapkan ilmu manajemen perjalanan, mula-mula ketua Ekspedisi [ GM-014-XIX ] mengarahkan tim ekspedisi GH untuk berkumpul guna menentukan susunan kepanitiaan perjalanan. Melalui sebuah diskusi singkat pada malam hari pukul 23.30 WIB tanggal 16 April 2010 telah ditentukan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
1. Ketua Perjalanan : M.Bainul [GM-020-XIX]
2. PJ Logistik : Abdul Somat Budiaji [GM-001-XIX]
3. PJ Transportasi : Johan Santoso [GM-012-XIX]
4. PJ Konsumsi : Angelina Yofanka [GM-005-XIX]
Sementara jumlah peserta GL yang dipastikan hadir dalam latihan tersebut diantaranya (total 9 orang) didampingi seorang pembimbing (Andy Nugroho) :
Gladi Lanjut Gunung Hutan :
1. Abdul Somat Budiaji [GM-001-XIX]
2. Angelina Yofanka [GM-005-XIX]
3. Haryanda Eka Putra [GM-014-XIX]
4. Johan Santoso [GM-012-XIX]
5. M. Bainul [GM-020-XIX]
Gladi Lanjut non-Gunung Hutan :
1. Annisa Nurul H. [GM-006-XIX]
2. M. Adinata [GM-019-XIX]
3. Yoga Saktyanto [GM-024-XIX]
4. Yohanes Yudha [GM-025-XIX]

Pra-Perjalanan
Di pertemuan awal, ketua perjalanan telah menetapkan beberapa teknis sederhana mengenai waktu dan persiapan keberangkatan menuju Cicenang. Menurut laporan masing-masing PJ, persiapan sudah cukup matang. Logistik lengkap, konsumsi mencukupi, dan transportasi memadai. Sementara dari segi waktu, ditetapkan bahwa pelepasan keberangkatan akan dimulai pada pukul 17.00 WIB pada tanggal 17 April 2010 di SEL. Sayangnya, waktu keberangkatan terpaksa diundur dari rencana awal karena butuh waktu lebih untuk pembagian logistik dan packing serta adanya keterlambatan kedatangan beberapa peserta perjalanan ke SEL. Pada akhirnya, tim perjalanan dilepas oleh beberapa massa KMPA yang ada tepat pada pukul 19.00 WIB. Angkot yang tadinya nongkrong di gerbang utara Kampus ITB selama lebih kurang 2 jam akhirnya bergerak juga.



Perjalanan
Selama di dalam angkutan, peserta perjalanan tidak terlalu banyak berbicara, lebih menikmati perjalanan dengan tidur atau mendengarkan dengkuran peserta lain. Ckckck.
Perlahan namun pasti angkot bergerak ke utara Bandung melalui rute jalan umum Bandung-Lembang. Sekitar 50 menit kemudian akhirnya peserta perjalanan tiba di tempat yang telah ditentukan oleh panitia.
Perjalanan menuju BaseCamp ditempuh selama sekitar 15 menit dari titik turun angkot. Dari segi lokasi, letak BaseCamp cukup strategis karena lokasinya yang sangat dekat dengan sumber air dan tertutup dari terjangan angin. Pukul 20.30 WIB peserta mulai mendirikan tenda, memasak, dan membuat api unggun. Peserta mulai makan sekitar pukul 22.30 WIB.
Sekitar pukul 23.00 WIB, para pembimbing lainnya (selain Andy) mulai berdatangan ke lokasi BaseCamp dengan mengendarai sepeda motor. Akhirnya malam ini pun kami habiskan dengan sedikit evaluasi dan briefing, lalu dilanjutkan dengan ngobrol dan diskusi hingga hari menjelang pagi.
Peserta mulai bangun dan bersiap masak pada pukul 06.00 WIB, mundur dari rencana sebelumnya yakni pukul 05.00 WIB. Pukul 09.00 WIB peserta telah makan, packing dan siap untuk berangkat.
Briefing NavDar dimulai. Dipimpin oleh Andy Nugroho, peserta diarahkan untuk mencapai suatu titik, tepatnya di puncak Gunung Malang (1021 m) yang berjarak sekitar 4-5 petak di peta dari titik BaseCamp. Peserta yang berjumlah 9 orang dibagi menjadi 4 kelompok, diantaranya :
1. Annisa Nurul Hidayah
Haryanda Eka Putra
Yohanes Yudha
Pembimbing : Yanu dan Alam S.P

2. M.Bainul
Yoga S.
Pembimbing : Andy Nugroho

3. Angelina Yofanka
Johan Santoso
Pembimbing : Irfan ‘Jarwo’ dan Gustaf

4. Abdul Somat Budiaji
M. Adinata
Pembimbing : Aldi dan Yudi ‘ Bondon’
Masing-masing kelompok diharapkan untuk menempuh jalur yang berbeda satu sama lainnya. Masing-masing tim juga diberi kesempatan untuk melintasi jalan raya Bandung-Subang hanya sebanyak 1x.

Perjalanan Tim
Tahap pertama perjalanan ini adalah penentuan titik awal tim. Di tahap ini, tim kami cukup banyak menemukan kendala seperti belum ditetapkannya ketua tim dan kurangnya komunikasi antar anggota tim. Akibatnya proses penentuan titik awal hampir memakan waktu sekitar 1 jam.
Setelah memastikan titik awal, tim kami akhirnya memutuskan untuk bergerak ke titik tujuan dengan teknik potong kompas menuju arah timur laut. Alasan kami pilih teknik ini diantaranya :
- Permukaan kontur yang akan kami lalui dengan teknik potong kompas cukup landai sehingga memudahkan pergerakan tim
- Titik-titik patokan untuk penerapan teknik ini cukup banyak dan mudah diamati sehingga tim tidak perlu bersusah-susah untuk mencari-cari titik acuan yang abstrak
- Jika ditarik garis lurus, titik tujuan akhir mendekati arah timur laut dari titik awal.
Teknik potong kompas ini kami aplikasikan hampir setengah perjalanan total. Dan terbukti, tim kami tidak banyak menemukan kendala berarti selama teknik ini digunakan mengingat pula lokasi yang notabene-nya adalah perkebunan teh. Titik terakhir tim menggunakan teknik ini adalah jalan raya Bandung-Subang.
Sesampainya di jalan raya Bandung-Subang, tim memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di warung terdekat. Mengisi perut dengan semangkuk mie instan dan air putih cukup membuat kami bertenaga kembali. Setelah makan dan beristirahat sekitar 45 menit, tim melakukan briefing terlebih dahulu untuk menemukan rencana rute yang akan ditempuh dengan bimbingan Yanu dan Alam S.P.
Istirahat selesai. Tim bersiap untuk kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini tim kami kembali dimudahkan dengan diperbolehkannya memanfaatkan jalan aspal yang telah ada namun tetap OrMed setiap saat. Setelah melalui track ‘bonus’ sekitar 800 m, akhirnya tim kami dihadapkan pada jalan berbatu menuju perkampungan penduduk. Dengan tetap mengikuti plot jalur yang telah direncanakan, tim kami terpaksa harus melalui sawah-sawah penduduk dengan melewati pematang-pematang sawahnya. 20 menit berlalu dan akhirnya tim kami tiba di tempat terbuka dimana terdapat jalur track off-road wisatawan. Setelah OrMed dan posisi Gunung Malang yang ada di depan mata telah dipastikan, semangat tim seketika on fire seolah akan menemukan harta karun. Sesuai plot awal, tim akan mendaki Gunung Malang melalui jalur timur dengan tantangan harus menyeberangi sebuah sungai.
Selama perjalanan ke arah timur, tim kami sempat dihadapkan pada track-track yang cukup menguras tenaga. Selain itu, terdapat beberapa lokasi yang terlihat masih tertutup sehingga tim harus mampu memanfaatkan instingnya masing-masing untuk menentukan jalur tempuh selanjutnya hingga tercapai suatu tempat yang cukup terbuka. Hampir 1 jam tim berjalan, akhirnya tim berhadapan dengan tantangan yang dimaksud. Tak disangka, sungai yang rencananya akan kami seberangi cukup lebar, yakni sekitar 12 m, dan deras pula. Tim kami mulai merundingkan kembali plot jalur yang akan ditempuh dan dengan cepat diputuskan untuk menyusuri tepian sungai menuju arah barat. Meskipun lelah sudah mulai menjangkiti fisik masing-masing anggota tim termasuk pembimbing, setidaknya kami sedikit terhibur dengan ditemukannya air terjun. Di lokasi ini kami beristirahat sekitar 10 menit, merasakan percikan-percikan kecil air terjun itu sambil memikirkan kembali rute jalur yang akan ditempuh.
Tim kembali bergerak. Setelah menempuh jarak sekitar 20 menit, akhirnya tim kembali ke jalur yang benar. Tim kembali menemukan track off-road yang dilewati sebelumnya dan akhirnya memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan ke arah barat. Sepanjang perjalanan kami menemukan banyak cottage/penginapan khusus serta sungai untuk wahana rafting. Sempat ragu untuk langsung menyeberangi sungai namun pembimbing kami meminta untuk segera mengambil langkah cepat. Tim kami pun segera memutuskan untuk menyeberang, meskipun sebelumnya kami berprinsip bahwa tim hanya akan menyeberang sungai jikalau memang benar-benar tidak ditemukan media penyeberangan dan alokasi waktu sedikit. Selama penyeberangan, keraguan kami membuat kami sedikit malu karena kedalaman sungai yang dimaksud ternyata hanya setinggi lutut orang dewasa. Tak beberapa lama, tim kami menemukan sebuah pondok kecil untuk berteduh. Istirahat lagi cuii..Lima menit kemudian tim pun kembali bergerak. Lega. Yaa, itulah yang tim kami rasakan ketika jalur pendakian resmi sudah terlihat di depan mata. Selama pendakian, ciri khusus yang dimiliki gunung ini adalah hutan pinusnya. Hutan seperti ini sebenarnya cukup rawan kebakaran jika di musim kemarau. Selain itu, antara satu pohon dengan pohon lainnya pun cukup berjarak (renggang). Jalur yang jelas amat memudahkan tim kami selama pendakian. Jalur yang kami lewati ini ternyata mengitari punggungan hingga ke utara. Meski pembimbing sempat memisahkan diri dari tim –entah karena capek atau yakin timnya akan sampai ke puncak tanpa bantuan mereka- akhirnya tim dan pembimbing kembali bertemu di kontur terakhir sebelum puncak. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit bagi tim kami untuk mencapai titik puncak dari pintu masuk awal. Sesampainya di titik puncak, kami dikejutkan dengan adanya kepulan asap 30 m di depan kami. Ternyata ada makhluk-makhluk yang telah mendahului kami kira-kira 40 menit sebelumnya yakni tim yang beranggotakan M.Bainul dan Yoga. Tepat pukul 13.45 WIB tanggal 18 April 2010 tim kami tiba di puncak. HAHAHA!!!

Pasca-Perjalanan
Setelah seluruh tim tiba di titik puncak, tim dan para pembimbing segera mengevaluasi perjalanan masing-masing. Banyak masukan yang kami peroleh saat itu. Terutama dalam hal manajemen tim, koordinasi, teknik navigasi, dan manajemen waktu. Perjalanan kami tutup dengan sesi foto bareng. Pukul 16.00 WIB seluruh peserta turun, keluar melalui spot wisata ‘Ciater Spa Resort’dan kembali ke tempat dimana angkot telah menanti kedatangan kami.

Tidak ada komentar: