Sabtu, 28 Agustus 2010

Latihan Survival di Ciherang




Latihan Survival Ciherang
Yang ikut:
dari GL ada 6 orang yaitu: Budi, Putra, Bainul, Idham, dan Johan
pembimbing ada 5 orang yaitu: Andi, Fya, Afan, Yudi, dan Gustav
Perjalanan latihan survival di Ciherang dimulai hari Jum'at tanggal 11 Juni 2010. Sesuai
kesepakatan, yang ikut latihan survival Cicenang ngumpul di sel jam 7 pagi. Namun dasar
kebiasaan, peserta tetap saja telat. Akhirnya setelah menunggu selama beberapa saat kami semua
berangkat menuju lokasi latihan survival jam 10.30
Kami berangkat menuju lokasi menggunakan carteran yang langsung menuju Tadjur, nama salah
satu desa di daerah Purwakarta. Tapi menurut Yudi dan Gustav, ada baiknya kita pergi
menggunakan kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan umum, dari sel menuju Ciroyom. Di
Ciroyom naik bus yang ke arah Purwakarta lalu turun di pertigaan Wanayasa. Setelah itu naik ojek
menuju ke desa Pasanggrahan kemudian langsung menuju desa Tadjur.
Kami sampai di Tadjur sekitar pukul 11.30. Kami lalu shalat jum'at di masjid yang ada di desa itu.
Lalu dilanjutkan dengan menikmati berbagai makanan sebelum mulai latihan survival. Kami semua
menikmati mie yang kami beli di warung dekat masjid. Sebagian menikmati baso yang kata Gustav
harganya cuma 2000.
Hari 1
Sekitar pukul 1 siang latihan survival dimulai. Kami mulai melakukan ormed untuk menuju sungai
Ciherang. Namun karena sedikit kesulitan, kami bertanya langsung kepada penduduk sekitar. Begitu
tahu rute menuju sungai Ciherang, kami langsung jalan.
Kami memutuskan untuk berjalan menyusuri sungai. Beberapa kali kami harus berbasah-basahan
karena nyebur ke sungai. Ketika hari sudah terlalu, kami memutuskan untuk camp. Budi yang
mengusulkan tempat camp tapi tempat itu ditolak. Gustav kemudian memimpin kami menuju
tempat camp yang sebenarnya. Kami langsung membuat bivak alam dan mulai mengumpulkan
makanan seperti jantung pisang dan batang pisang. Andi menemukan kodok. Lumayanlah
setidaknya ada daging buat makanan survival.
Ketika evaluasi kami tahu kalau tempat tadi tidak cocok buat camp survival. Selain itu tempat itu
juga terlalu jauh dari sumber air. Evaluasi lainnya ialah kami kurang dalam hal komunikasi
sehingga bivak cukup lama jadinya. Selain itu bivak kami juga masih jelek karena masih ada lubang
di atapnya. Dan yang paling penting kami belum membuat plot jalur mana yang akan kami lewati
dan titik tujuan.
Kami kemudian makan batang pisang dan jantung pisang yang direbus. Cukup lezatlah ketika masamasa
survival. Daging kodok tadi cuma dimakan sama Andi, Yudi, Gustav dan Johan. Yang lainnya
enggan mencoba dengan alasan haram. Ngobrol berlanjut masalah makanan haram. Sambil itu kami
mulai memplot jalur.
Hari 2
Hari kedua survival kami bangun pagi sekitar pukul 05.30. Arbi yang paling bisa bangun pagi
berhasil melakukan tugasnya walaupun dengan susah payah membangunkan yang lain. Setelah itu
semua kerja sesuai pembagian tugasnya. Ada yang masak, ada yang ambil air.
Sekitar pukul 08.30 kami semua baru selesai menikmati batang pisang rebus. Selanjutnya kami
melakukan pemanasan dan “tawuran” untuk menghancurkan camp survival. Setelah itu baru
perjalanan dilanjutkan kembali.
Sesuai plot jalur kami menyusuri sungai. Awalnya kami menebas-nebas pohon karena tak ada jalan
sehingga perjalanan agak lambat. Ketika Idham menemukan jalan setapak perjalananpun menjadi
cepat dan tetap mengikuti sungai. Di tengah perjalanan hujan turun cukup lebat. Sekitar pukul 12.30
kami tiba di sebuah aula yang kata Andi tempat dia acara akhir. Andi memutuskan untu membuat
camp tak jauh dari tempat itu.
Semua langsung mulai kerja mendirikan bivak. Dan dalam dua jam bivak jadi tapi bivak milik GL
atapnya roboh karena kelebihan beban. Para GL akhirnya tetap lanjut memperbaiki bivak. Malam
harinya diisi dengan kedinginan karena hujan siang tadi dan api ga bisa nyala.
Malam hari dilanjutkan dengan makan batang pisang rebus, jantung pisang rebus dan godaan untuk
mengakhiri survival. Godaan semakin tak tertahankan stelah melihat biskuit togo. Obrolan
kemudian berlanjut tentang evaluasi dan persiapan buat hari berikutnya dan juga masalah survival
dan trap hewan. Lalu ada obrolan tentang alien gara-gara Budi melihat fenomena aneh di langit.
Juru bicaranya Yudi yang jurusan Astronomi. Dan akhirnya kami semua memutuskan untuk
menutup survival pagi pada hari 3.



Hari 3
Tiba-tiba semua bisa bangun pagi sekitar pukul 05.30 tepat waktu. Karena hari ini penutupan
survival, semua mulai masak. Selama masak kami ngobrolin dajjal dengan jubirnysa Gustav.
Awalnya kami masak nasi kemudian baru masak mie. Di atas daun pisang nasi ditumpahkan
dibumbuhi mie dan kering tempe. Kami yang sudah ga sabaar langsung menghabisi makanan tadi
sampai bersih tak tersisa.
Kemudian kami melakukan penghancuran bivak survival. Kali ini Idham menjadi tokoh utama.
Sehabis itu kami melakukan pemanasan dan perjalanan kembali dilanjutkan. Idham memimpin di
depan dan Putra sebagai navigatornya. Setelah melakukan ormed, kami memutuskan untuk naik
suatu punggunangan sesuai plot ke arah tenggara. Ternyata itu merupakan punggungan yang salah.
Kami kemudian melakukan ormed lagi dan memutuskan untuk memotong ke arah timur laut. Jalan
yang kami lewati cukup terjal dan melelahkan karena harus nebas sana-sini.
Akhirnya setelah istirahat makan siang energi terisi penuh dan kami menemukan jalan setapak.
Kabar bagusnya jalan ini berada di punggungan yang kami plot. Kami susuri jalan ini sehingga
kami sampai di puncakan antara Gunung Burangrang dan Gunung Masigit. Di puncakan ini kami
sudah bisa melihat kebun dan jalan raya. Akhirnya tanda-tanda peradaban muncul juga.
Kami langsung tancap gas menuruni puncakan menuju pelana sebelah Gunung Masigit. Begitu
sampai kami belok kiri menuju jalan yang di ddaerah latihan koppasus (komando). Kami ikuti jalan
hingga sampai di jalan raya. Dari situ kami naik angkot carteran warna kuning menuju Bandung.
Kami tidak langsung ke kampus, kami mapir dulu ke De Kost, tempat makan seafood. Dengan
carrier di punggung dan pakaian kotor, kami tampil beda. Kami langsung memesan makanan
dengan mempertimbangkan budget yang tersedia. Ada yang pesan Gurame bakar, cumi-cumi dan
ayam. Kami saling berbagi lauk karena ada sebagian yang lauknya belum datang-datang bahkan
ketika nasi sudah habis dan perut sudah penuh. Begitu selesai makan kami langsung pergi menuju
kampus tercinta dan tiba sekitar pukul 20.30 malam. Akhirnya perjalanan latihan survival usai dan
siap menonton piala dunia.

Tidak ada komentar: